Rabu, 30 November 2022

Adab Antarsesama Teman

 

(Foto: Ustadz Nisa sedang menyampaikan amanat pada upacara bendera)

"Sesungguhnya aku (Nabi Muhammad SAW) diturunkan untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak", (HR. Imam Bukhari)

Dalam pandangan Islam terdapat tiga konsep dasar adab yang berlaku dalam interaksi: Hablum min Allah, Hablum min An-Nas dan Hablum minal 'alam. Dari tiga konsep dasar adab tersebut ustadzah Nisa (panggilan akrab) dalam amanat upacara bendera Senin (28/11/2022) mendedahkan adab di antara sesama teman. 

Adab di antara sesama teman termasuk spesifikasi persoalan Hablum min An-Nas berdasarkan kontekstualitas ruang lingkup lingkungan interaksi sosial di dalam lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan Islam sendiri sudah barang tentu harus menjunjung tinggi nilai-nilai akhlakul karimah sebagai karakter seluruh sumber daya manusia lembaga yang ada di dalamnya. 

Hal yang demikian merujuk pada salah satu tugas pokok dan fungsi lembaga pendidikan yang berkeharusan membangun karakter positif seluruh peserta didik, tak kecuali sumberdaya manusia lembaga yang bernaung di dalamnya. 

Dalam ajaran Islam keharusan membangun karakter positif tersebut mengacu pada Uswatun Hasanah yang melekat pada diri Nabi Muhammad SAW. Sebagaimana firman Allah SWT yang termaktub dalam surah Al-Ahzaab ayat 21.

 لقد كان لكن في رسول الله اسوة حسنة لمن كان يرجواالله واليوم الآخر وذكرالله كثيرا

"Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan yang banyak mengingat Allah."

Di lain tempat, tepatnya dalam surah Al-Qalam ayat 4 ditegaskan bahwa Rasulullah SAW adalah sosok yang berbudi pekerti luhur dan mulia. 

وانك لعلى خلق عظيم

"Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung". Makna kata kamu tersebut merujuk pada Rasulullah SAW.

Melalui kandungan dua ayat tersebut secara saksama kita dapat mengetahui kepribadian Rasulullah SAW yang merupakan manusia pilihan yang dikaruniai akhlak (budi pekerti) yang sangat mulia dan agung daripada umat manusia yang lain. Hal itu pula yang kemudian menjadi alasan utama mengapa kaum muslimin harus meneladani Rasulullah SAW dalam berinteraksi sosial.

Penegasan tersebut lantas diperkuat melalui hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari. Innamaa Bu'itstu Liutammima makarimal akhlaq. "Sesungguhnya aku (Nabi Muhammad SAW) diturunkan untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak".

Bersandar pada Uswatun Hasanah yang melekat pada diri Rasulullah SAW tersebut seorang siswa selaiknya memiliki enam adab dalam berinteraksi di antara sesama teman. Keenam abad tersebut ialah sebagai berikut.

1. Uluk salam

Seorang siswa yang berakhlak mulia sudah seharusnya tatkala bertemu dengan teman-temannya yang lain baik itu di lingkungan sekolah atau pun di tempat lain utamakan mengucapkan uluk salam. 

Sebaik-baiknya uluk alam, dalam ajaran Islam adalah mengucapkan, "Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh". Sementara teman komunikatornya hukumnya wajib menjawab salam, "Wa'alaikumsalam Warahmatullahi Wabarakaatuh".

Dalam prakteknya pengucapan uluk salam itu dilakukan dengan bermusyafahah sembari memberikan senyuman manis yang kita miliki kepada orang yang bersangkutan. Uluk salam ini juga harus mengindahkan aturan batasan mahram yang berlaku dalam Islam.

Setelah uluk salam, bisa juga mengucapkan selamat pagi dan menanyakan kabar sebagai bentuk keakraban. Keakraban yang kemudian berhubungan banyak dengan ukhuwah islamiah di antara sesama teman.

2. Saling Menghargai

Jenjang kelas, perbedaan usia dan latar belakang keluarga di antara para siswa-siswi adalah fakta yang tak dapat dinafikan. Akan tetapi perbedaan itu bukan dijadikan penghalang untuk melakukan proses interaksi sosial. 

Hal yang harus terjadi di balik perbedaan itu justru interaksi-interkoneksi sosial lintas kelas tersebut akan menghadirkan rasa cinta, kasih sayang dan kepedulian di antara para siswa. Utamanya akan memunculkan sikap saling menghargai di antara satu sama lain.

Saling mengharagai di antara satu sama lain ini peting dilakukan karena menyangkut kualitas dan capaian proses pembelajaran yang dilakukan oleh para siswa-siswi selama di sekolah. Tanpa lingkungan sosial yang mendukung potensi masing-masing siswa sulit akan berkembang.

Dalam konteks membangun interaksi sosial yang efektif dan mendukung tumbuh kembang potensi semua siswa-siswi yang ada tersebut maka kiranya semua siswa-siswi wajib taat dan disiplin mematuhi aturan pedoman hidup yang berlaku dalam lembaga. 

3. Julukilah Teman dengan Nama dan Sebutan yang Baik

Salah satu problematika yang telah menjadi budaya akar rumput dalam pertemanan di lingkungan sekolah adalah membuat julukan yang tidak elok terhadap teman yang lain. Ironisnya penjulukan itu terkadang mencutat dan kerap kali menggantikan nama asli siswa-siswi dengan nama orangtuanya. 

Jikapun tidak demikian mereka santer menjuluki teman yang lain dengan sebutan yang tampak tidak manusiawi dan sebangsa kontroversial. Hal itu tentu harus dihapuskan dari budaya sosial lingkungan sekolah. Sebab melalui sebutan, panggilan dan mengganti nama teman sembarangan itu berarti telah memicu api dalam pertemanan. 

Di lain sisi, dalam pandangan Psikologi, budaya mengganti sebutan dan julukan itu termasuk bullying verbal. Bullying verbal yang bisa saja membuat victim merasa ciut, minder dan tertekan psikisnya. Karena sebutan yang tidak elok itu pula konflik di antara sesama teman bisa mencuat ke permukaan. 

Bahkan budaya julukan serampangan itu bisa menimbulkan kemarahan (ghodob) manakala orangtua dari anak yang bersangkutan mengetahui. Mengapa demikian? Sebab pada dasarnya setiap nama yang disematkan kepada orang adalah do'a. Do'a yang semakin lanyah diucapkan maka akan menjadi karakter, watak dan kepribadian orang yang memiliki nama tersebut.

Atas dasar itu pula maka mari julukilah teman-teman yang berada di sekitar lingkungan hidup kita semua dengan menggunakan nama, istilah dan gelar yang mulia. Sebab bisa jadi seseorang tersebut akan hadir dan tumbuh-kembang menjadi sosok yang kerap kita panggil.

4. Saling Menolong 

Hal yang tidak dapat dipisahkan dalam interaksi sosial di lingkungan sekolah adalah mengutamakan sikap ta'awun (saling tolong menolong). Utamanya saling tolong menolong dalam hal kebaikan, kebajikan dan ketakwaan dalam menegakkan ajaran Islam.

Allah SWT berfirman dalam surah Al-Maidah ayat 2:

"Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan janganlah kamu tolong- menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah sangat berat siksa-Nya".

Di lain surah, tepatnya dalam surah At-taubah ayat 71, Allah SWT juga menegaskan perihal pentingnya sikap ta'awun kepada orang-orang yang beriman.

"Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, melaksanakan salat, menunaikan zakat dan taat kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Mereka akan diberi rahmat oleh Allah. Sungguh, Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana".

Dari kedua ayat tersebut kita bisa mengetahui bahwa tolong-menolong dalam kemakrufan dan ketakwaan adalah wajib hukumnya. Wajib itu bersifat fardu kifayah. Berlaku bagi setiap orang yang di dalamnya terhujam keimanan dan ketakwaan.

Adapun tolong-menolong yang kerap terjadi di lingkungan sekolah, misalnya membantu teman yang sedang kesusahan dalam memahami pelajaran yang diajarkan oleh guru. Menolong teman tatkala terjatuh, menolong teman takala menyeberang jalan dan lain sebagainya.

5. Saling Menyayangi

Hadir dan tumbuh-kembangnya sikap saling menyayangi di antara sesama teman juga termasuk adab yang harus dimiliki oleh setiap sumber daya manusia lembaga, tak terkecuali seluruh siswa-siswi. Sikap saling menyayangi ini tercermin tatkala di antara sesama teman saling perhatian, peduli dan merasa satu keluarga.

Seyogyanya anggota keluarga, maka harus ada rasa simpati, empati dan identifikasi yang dimiliki oleh setiap siswa/i. Jika salah satu siswa merasa bahagia maka yang lainnya juga harus merasa bahagia. Begitupun sebaliknya. 

Dalam sikap saling menyayangi tidak ada kata membeda-bedakan, memarginalkan dan tidak adil. Baik itu dari segi gender, jenis kelamin, agama, ras, kesukuan sampai dengan kapasitas personal. Semua orang harus diperhatikan, dijaga dan mendapatkan perlakuan yang sama. 

Sebagai contohnya, jika suatu hari seorang teman satu kelas, satu sekolah atau pun teman sepermainan mengalami sakit maka adab seorang siswa/i yang baik adalah menjenguk dan mendoakannya supaya lekas sembuh. Sehingga bisa sama-sama masuk dan mengikuti pembelajar di sekolah kembali. Jika perlu, kita support secara materil.

6. Menjaga Rahasia Teman

Selain itu, hal yang kerap kali luput dari perhatian kita adalah menjaga rahasia teman. Setiap orang pastinya memiliki teman dekat (baca: bestie kalau dalam istilah kekinian) yang menjadi tempat mencurahkan keluh kesah hati dan kekurangan yang dimiliki oleh orang yang bersangkutan.

Teman dekat yang berperan sebagai tempat curahan hati itu sebaiknya memiliki sikap amanah. Mampu menjaga semua rahasia teman yang telah dibagikan atau diceritakan kepada dirinya. Jangan sampai rahasia teman yang kita ketahui (jaga; simpan) disebarluaskan kepada khalayak tanpa seizin orang yang bersangkutan.

Teman dekat ini juga harus memiliki rasa yang peka: empati dan simpati yang tinggi serta diikuti dengan penuangan ide-ide solutif bagi orang yang bersangkutan. Sebab, biasanya ketika seorang teman curhat memiliki dua tipe. Mereka yang hanya butuh didengarkan dan mereka yang butuh pencerahan. 

Dikatakan dalam suatu hadits, barangsiapa yang menjaga rahasia atau kekurangan orang lain (muslim yang lain) maka orang yang amanah tersebut akan mendapatkan balasan yang setimpal di akhirat kelak. Jika orang yang amanah tersebut menjaga kekurangan dan kesalahan orang lain, maka Allah SWT akan menutupi aib dirinya.[] (Roni Ramlan)

Jangan lupa follow akun media sosial Baitul Qur'an yang lain:

FB: Lpit BaitulQur'an

Ig:  lpitbaitulquran

Yt: LPIT Baitul Qur'an Tulungagung

Jumat, 18 November 2022

Kotak Wasilah

(Foto: Kotak kritik dan saran LPIT Baitul Qur'an Tulungagung)

Hal yang tidak dapat dipisahkan dalam tumbuh-kembang dan transformasi lembaga pendidikan formal adalah sinergi di antara sumber daya manusia lembaga. Sumber daya manusia lembaga idealisnya terdiri pihak pengelola, pelaksana dan komite sekolah serta peserta didik.

Keempat elemen tersebut sudah selaiknya saling bahu-membahu dan bergandengan tangan dalam mewujudkan lingkungan lembaga pendidikan yang berkualitas dan bermutu tinggi. Akan tetapi semua itu hanya akan terejawantah manakala masing-masing sumber daya manusia lembaga tersebut menjalankan tugas dan kewajiban secara sadar.  

Pihak pengelola dan pelaksana secara teknis di lapangan tentu memiliki tanggung jawab, tugas dan kewajiban yang sangat besar. Akan tetapi hasil kinerja yang dilakukan pihak pengelola, pelaksana dan output selama ini, salah satunya baru akan diketahui dari pengawasan dan penilaian pihak wali santri yang diaspirasikan oleh komite sekolah. 

Aspirasi tersebut menjelma dalam dua bentuk: Kritik dan saran. Kedua bentuk aspirasi itu muncul sebagai sampling respon yang bersifat konstruktif. Penilaian, evaluasi dan usulan-usulan tersebut penting untuk memperbaiki langkah bersama demi terwujudnya cita-cita luhur: tercapainya visi dan misi lembaga. 

Dalam upaya meningkatkan komunikasi, silaturahmi dan mutu lembaga, Jum'at (18/11/2022) dewan asatidz--yang dalam pemasangannya diwakili oleh ustadz Singgih dan Lazim--SDIT Baitul Qur'an Tulungagung memasang kotak kritik dan saran. Kotak wasilah itu dipasang tepat di samping majalah dinding (mading) utama sekolah. 

Kehadiran kotak wasilah ini sangatlah penting untuk menampung catatan kekurangsempurnaan seluruh kegiatan dan ide-ide brilian yang mungkin saja belum tersampaikan oleh semua elemen sumber daya manusia lembaga yang ada. Baik itu karena terhambat faktor internal ataupun eksternal.

Faktor internal dalam konteks ini bermakna hambatan yang bersumber dari personal. Misalnya saja karena sungkan, malu, tidak enak hati dan lain sebagainya. Sedangkan faktor eksternal berarti segala bentuk halangan yang timbul dari luar dirinya. Misalnya karena gubrisan orang lain, dicekal orang-orang di sekitar dan aspek lain yang menghalangi. 

Sebelum kotak wasilah itu dipasang, sebenarnya satu hari sebelumnya ustadz Ali selaku ketua yayasan LPIT Baitul Qur'an Tulungagung sempat mengumumkan kehadiran kotak wasilah ini di grup WhatsApp wali santri. Itu pun setelah beberapa saat di-share hanya segelintir orang saja yang tampak merespon dengan penggalan frasa dan emoticon jempol. 

Harapan ke depannya, dengan terpasangnya kotak wasilah ini semua aspirasi yang menjadi unek-unek seluruh sumber daya manusia lembaga mampu lebih terkondisikan dan disampaikan secara transparan. Sebab, hanya atas dasar kerja transparansi keluh kesah dan ide brilian yang terpendam dapat menjadi bahan pertimbangan untuk suatu perubahan yang signifikan dan lebih baik lagi. 

Catatan penting yang secara seksama harus kita garis bawahi adalah dengan menyampaikan aspirasi yang terpendam dalam diri masing-masing terhadap lembaga sejatinya masing-masing kita sedang saling menasehati (mengingatkan) dalam kebenaran (kebaikan) dan kesabaran di antara sesama. 

Dengan demikian, saat seseorang menyalurkan aspirasi yang terngiang di dalam diri berarti ia sedang mengamalkan intisari ajaran Islam yang terkandung dalam surah Al-Asr. Atas dasar itulah, bagi seluruh sumber daya manusia LPIT Baitul Qur'an Tulungagung yang memiliki aspirasi dapat menyalurkannya melalui kotak wasilah. 

Tidak perlu sungkan dan malu, sebab melalui kotak wasilah Anda dapat menuliskan keluh kesah dan ide brilian tanpa harus menyantumkan nama. 

Mari melangkah bersama dan meningkatkan kualitas lembaga dengan menyuarakan aspirasi dan transparansi.[] (Roni Ramlan)

Jangan lupa follow akun media sosial Baitul Qur'an yang lain:

FB: Lpit BaitulQur'an

Ig:  lpitbaitulquran

Yt: LPIT Baitul Qur'an Tulungagung

Senin, 14 November 2022

Siapakah Keluarga Allah?

(Foto: Ustadzah Rabiah Al Adawiyah, Lc. sedang menyampaikan materi)

Kajian keluarga sesi dua telah dihelat pada Sabtu (12/11/2022) kedua di bulan pahlawan. Kajian ini bertempatkan didua tempat, yakni teras TK dan musala Baitul Qur'an Tulungagung. Tepatnya, area teras TK dihuni oleh wali santri perempuan sedangkan area musala ditempati oleh para wali santri laki-laki. 

Seperti biasanya, partisipan dalam acara yang dikhususkan untuk wali santri ini didominasi wali santri perempuan. Sementara wali santri laki-laki yang berpartisipasi dalam acara hanya segelintir orang. Kendati demikian tentu saja fakta itu harus tetap disyukuri, karena masih ada wali santri yang terketuk hatinya untuk mengambil bagian dan haknya yang harus dicari.

(Foto: Wali santri sedang menyimak materi di teras TK Baitul Qur'an)

Alasan utamanya, bagaimanapun tujuan acara ini bukan soal ketimpangan jumlah gender partisipan melainkan perihal wawasan pengetahuan, menata haluan dan titian langkah bersama untuk menggapai mimpi gemilang di masa depan. Kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

Dalam kajian ini, ustadzah Robiah Al Adawiyah, Lc. selaku direktur Tahfidzul Qur'an Baitul Qur'an Tulungagung sekaligus pengasuh pondok pesantren Ar-Raudhah tampil sebagai penyaji materi. Adapun tajuk yang didedahkan pada kajian kali ini ialah Siapakah Keluarga Allah?

Disebutkan oleh beliau, bahwa salah satu keluarga Allah SWT di dunia adalah para penghafal Al-Qur'an. Yang familiar khalayak sebut dengan istilah hafidz, hafidzah atau hufadz. Sebagai pemantik, beliau mengangkat sirah kehidupan dan perjuangan sosok Imam Bukhari dalam menghafal Al-Qur'an dan hadits.

Disebutkan bahwa dalam proses menghafalkan Al-Qur'an dan hadits yang dilakukan oleh Imam Bukhari tidak lepas dari tradisi pendidikan dan lingkungan keluarga yang mendukung sewaktu kecil. Bahkan orang tuanya dengan sengaja menyetting ruang lingkup dalam kehidupan sehari-hari keluarganya yang mendukung untuk menjadikan putranya sebagai hufadz dan muhaditsin. 

Dari sirah tersebut, kita mampu mengambil ibrah bahwa untuk mencetak generasi Qur'ani sekaligus para hufadz juga harus didukung oleh tradisi dan kebiasaan hidup yang sehat, halal dan baik. Kebiasaan sehat, halal dan baik itu berlaku untuk segala aspek yang bersangkutan dengan kebutuhan hidup kita. Sandang, pangan dan papan. Untuk lebih mudah, sebutkan saja proses itu dengan sikap wara' dan 'iffah.

Bersikap wara' dan 'iffah di era modernitas dan disrupsi ini memang memiliki tantangan tersendiri. Hiruk-pikuk kehidupan yang dihiasi oleh teknologi digital mutakhir dan globalisasi menjadikan upaya mencetak generasi para hufadz harus benar-benar ekstra dipantau secara intensif. Terlebih-lebih dalam hal food, fun dan fashion yang digandrungi oleh sang anak.

Dari sisi food, di zaman ini sangat banyak makanan yang tampak sehat, dan baik akan tetapi justru membawa madarat. Sebab aspek kehalalannya yang masih patut dipertanyakan. Atas dasar ini pula maka selaiknya orang tua mengontrol dan meninjau setiap makanan yang dikonsumsi oleh sang anak.

Poin penting yang harus diperhatikan juga, jangan sampai orang tua memberikan rezeki (makanan) yang bersumber dari uang yang subhat atau haram. Sumber rezeki ini juga menjadi salah satu faktor yang memengaruhi kemudahan belajar dan menyerap hal-hal baik yang dilakukan sang anak. Termasuk dalam proses menghafalkan Al-Qur'an.

Aspek fun juga penting untuk diperhatikan. Jangan sampai sang anak luput akan waktu yang telah dijadwalkan untuk mendidik dirinya. Fun di zaman sekarang juga harus benar-benar dibatasi dan ditelaah oleh orang tua sebab tak jarang jenis fun dalam arti bermain game yang tidak layak mainkan dan dipertontonkan sebab melanggar hukum sara. Bimbinglah anak untuk mencari fun dalam hal yang positif dan menopang kesehatan mental dan fisiknya. 

Tidak ketinggalan, para orang tua juga harus sangat berhati-hati dalam hal memilih fashion sang anak. Utamanya perempuan. Derasnya arus hilirisasi industri fashion kian congkak dan tak sedikit yang melanggar aturan berpakaian layaknya seorang muslimah. Bahkan tidak sedikit, pakaian muslimah akan tetapi model pakaiannya menampakkan bagian aurat. Kekurangan bahan dan bertabrakan dengan kode etik pakaian muslimah. 

Oleh sebab itu, melalui kajian keluarga ini sebenarnya lembaga sedang menata langkah bersama dalam membentuk keluarga Qur'ani yang ideal. Proses penyaman visi, misi dan cita-cita serta persepsi di antara para wali santri dan lembaga penting dilakukan sebagai ajang saling memotivasi dalam membangun lingkungan yang mendukung potensi para hufadz.[] (Roni Ramlan)

Jangan lupa follow akun media sosial Baitul Qur'an yang lain:

FB: Lpit BaitulQur'an

Ig:  lpitbaitulquran

Yt: LPIT Baitul Qur'an Tulungagung

Minggu, 13 November 2022

Adab Seorang Hufadz

  (Foto: Kelas 5 dan 6 tatkala mengikuti kajian fiqih remaja) 

Jum'at (11/11/2022) kedua di bulan November siswa-siswi kelas 5 dan 6 SDIT Baitul Qur'an Tulungagung kembali mengikuti kajian fiqih remaja. Khusus pertemuan kali ini semua siswa-siswi dikumpulkan menjadi satu tempat, yakni di pelataran TK Baitul Qur'an Tulungagung.

Ustadz M. Ali Said tampil sebagai penyaji tunggal materi kajian pada sesi ini. Dari dalam kantor tampak, ustadz Ali dengan stelan baju necisnya--mengenakan kemeja biru muda dan celana keabu-abuan--duduk di tengah-tengah menjadi satir pemisah di antara para siswa-siswi. Para siswa duduk persis di samping kanan beliau sedangkan para siswi duduk pada bagian sisi kiri. 

(Foto: Para siswi kelas 5 dan 6 mengikuti kajian fiqih remaja)

Adab Seorang Hufadz adalah tajuk kajian yang disajikan pada sesi ini. Menurut beliau, dari sekian banyak adab yang harus dimiliki oleh setiap muslim, utamanya seorang hufadz, terdapat tiga abad yang benar-benar harus digenggam, diimplementasikan dan diinternalisasikan dalam diri seorang hufadz. 

Ketiga adab tersebut yakni menjadikan rida Allah SWT sebagai puncak, tidak menjual hafalan untuk kenikmatan dunia dan istikamah menghiasi diri dengan akhlak mulia.

Pertama, menjadikan rida Allah SWT sebagai puncak. 

Terpancangnya niat yang ikhlas untuk semata-mata menggapai rida Allah SWT adalah kunci utama yang menentukan derajat dan kualitas seluruh ibadah kita di hadapan-Nya. Termasuk juga tatkala seorang hufadz menghafalkan, mengajarkan dan mengamalkan Al-Qur'an. 

Hal yang demikian sebagaimana firman Allah SWT yang termaktub dalam QS. Al-Bayyinah: 5.

"Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus dan supaya mereka mendirikan salat dan menunaikan zakat dan yang demikian itulah agama yang lurus".

Dalam sebuah hadits yang telah disepakati bersama kesahihannya oleh para muhaditsin (Imam Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, an-Nasa'i, Ibnu Majah dan imam Ahmad), diriwayatkan Rasulullah SAW bersabda: 

"Sesungguhnya amalan itu tergantung pada niat dan sesungguhnya seseorang akan mendapatkan balasan sesuai dengan niatnya".

Sedangkan dalam riwayat hadits lain dinyatakan bahwa sesungguhnya kadar hafalan seorang hufadz bergantung pada niat yang dimilikinya. Ibnu Abbas Radhiyallahu berkata: "Seseorang itu akan menghafal sesuai dengan kadar niatnya". 

Hal itu menegaskan bahwa niat yang terpatri dalam sanubari seorang hufadz dominan memengaruhi proses, capaian dan kualitas yang dihasilkan. Jikalau menghafalnya didasarkan pada kemurnian niat yang semata-mata karena hendak menggapai rida Allah SWT sebagai puncak, maka insyaallah atas izin-Nya prosesnya akan mudah dan hasilnya akan berkah.

Kedua, tidak menjual hafalan untuk kenikmatan dunia. 

Adab yang kedua ini masih berpijak pada kemurnian niat. Niat seorang hufadz tatkala berjibaku menghafal, memahami dan mengamalkan Al-Qur'an serta yang lainnya alangkah baiknya tidak menyandarkan diri pada harapan materialistik (hubb ad-dunya). Sebab suatu kebaikan ibadah yang dilandasi dan berorientasi pada target materialisme hanya akan bersifat sementara. 

Hanya orang-orang yang memiliki kemurnian niat dan berorientasi semata-mata karena Allah SWT sebagai  puncak itulah yang akan mendapatkan jaminan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Asy-Syura: 20.

"Barangsiapa menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya dan barangsiapa yang menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagiapun di akhirat".

Dalam hadits yang diriwayatkan Abu Daud radhiyallahu 'anhu, disebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: 

"Barangsiapa yang mempelajari ilmu seharusnya diniatkan mengharap melihat wajah Allah SWT akan tetapi ia tidak mempelajarinya kecuali untuk mendapatkan salah satu kenikmatan dunia maka ia tidak akan mencium semerbak wangi surga pada hari kiamat".

Kedua dalil naqli di atas menegaskan bahwa dalam beribadah dan berbuat kebajikan sudah selaiknya dilandasi atas dasar keikhlasan, semata-mata mencari rida dan kesadaran seorang hamba terhadap Tuhannya. Sebab hanya atas dasar motif itulah seorang hamba termasuk golongan yang beruntung. Bagaimanapun tujuan utama dari suatu ibadah dan kebajikan bukanlah untuk pamrih dan tuntutan transaksi jual beli amal.

Ketiga, istikamah menghiasi diri dengan akhlak mulia.

Selain harus menjadikan rida Allah SWT sebagai puncak dan tidak menjual hafalan untuk kenikmatan dunia, seorang hufadz juga sangat ditekankan untuk Istikamah menghiasi diri dengan akhlak yang mulia. Akhlak mulia lahir dan batin tentunya. 

Standarisasi akhlak mulia tersebut merujuk pada hukum yang berlaku dalam kaidah dan syariat Islam serta hukum lain yang berlaku di dalamnya. Dalam konteks ini seorang hufadz berusaha mengamalkan dan mempraktekkan ajaran yang termuat dalam setiap ayat-ayat Al-Qur'an yang dihafalkan sekaligus menjadikannya sebagai petunjuk hidup. 

Adapun salah satu indikasi dari bentuk internalisasi nilai-nilai tersebut ditandai dengan tampilnya akhlak terpuji yang terpancang dalam tindak-tanduk orang yang bersangkutan. 

Dari sekian banyak akhlak mulia yang harus dimiliki oleh seorang hufadz di antaranya ialah bersikap wara' dalam hal pangan, sandang dan papan; takdzim: berbakti kepada orang tua dan guru, penuh kasih, menjaga lisan, hati dan pikiran; tawadhu', menghindari perbuatan tercela; melanggengkan silaturahmi; bersahabat dengan lingkungan yang baik dan senantiasa menjaga sopan santun.

Mengapa harus demikian? 

Sebab, sebagaimana disebutkan dalam kitab Ta'alim Muta'alim karya Imam Burhanuddin Ibrahim al-Zarnuji, seorang yang berilmu--termasuk seorang hufadz yang berusaha memahami, mengkaji dan mengamalkan Al-Qur'an--wajib memuliakan ilmu yang ada di dalam dirinya dengan cara menjaga dan memuliakan aspek dhohir dirinya. Tak terkecuali dengan Istikamah menghiasi diri dengan akhlak mulia.[] (Roni Ramlan)

Jangan lupa follow akun media sosial Baitul Qur'an yang lain:

FB: Lpit BaitulQur'an

Ig:  lpitbaitulquran

Yt: LPIT Baitul Qur'an Tulungagung

Rabu, 09 November 2022

Resep Hidup Sehat Ala Rasulullah SAW

(Foto: Ustadzah Lina sedang menyampaikan amanat)

"Pagi-pagilah dalam mencari rezeki dan kebutuhan-kebutuhan karena halitu adalah berkah dan kesuksesan", (HR. Imam Thabrani)

Senin (31/10/2022) SDIT Baitul Qur'an Tulungagung kembali memulai rutinitas KBM dengan menghelat upacara bendera di halaman sekolah. Adapun yang menjadi protokol upacara bendera adalah kolaborasi antara siswa-siswi kelas 5 dan 6.

Ustadzah Lina Mar'atus Sholih--yang merupakan salah satu guru Tahfidzul Qur'an--tampil sebagai penyampai amanat pada upacara bendera di penghujung bulan Oktober tahun ini. Ustadzah Lina (sapaan akrab) menyampaikan amanat dengan tajuk Hidup Sehat Ala Nabi Muhammad SAW.

Menurut beliau, dari sekian banyak resep hidup sehat ala Nabi Muhammad SAW terdapat tiga resep utama dapat kita implementasikan dalam kehidupan sehari-hari kita sebagai umatnya. Ketiga resep utama hidup sehat ala nabi Muhammad SAW tersebut, yakni bangun lebih awal (sebelum subuh), makan tidak berlebihan dan tidak iri dan dengki.

Pertama, bangun tidur lebih awal (sebelum Subuh)

Rasulullah SAW senantiasa bangun tidur sebelum subuh. Lantas mengambil wudhu, mendirikan salat dan mujahadah kepada Allah SWT. Kebiasaan bangun tidur lebih awal yang dipraktekkan oleh Rasulullah SAW tersebut pada kenyataannya memiliki banyak manfaat. 

Pertanyaan mendasarnya, apa saja manfaat yang akan dituai manakala kita bangun tidur lebih awal?

Terdapat 12 manfaat yang akan kita tuai manakala bangun tidur lebih awal. Kelima belas manfaat tersebut berkorelasi dengan rutinitas, kesehatan tubuh dan mental serta capai-capaian yang memengaruhi kualitas sekaligus aktualisasi diri kita masing-masing.

1. Lebih siap menyongsong aktivitas 

Orang yang bangun tidur lebih awal pada dasarnya memiliki banyak waktu mempersiapkan segala sesuatu untuk menyongsong aktivitas yang akan dijalaninya. Sehingga rutinitas sehari-hari yang akan datang dapat dikerjakan secara optimal dan lebih terencana.

2. Menjadikan orang lebih sukses 

Selain lebih prepare dalam menyongsong aktivitas yang akan dijalankan, orang yang bangun tidur lebih awal juga memiliki kesempatan lebih banyak untuk mempelajari dan memahami segala sesuatu yang ia sukai sehingga mampu melejitkan kapasitas dan kualitas kemampuan pribadi orang yang bersangkutan.

Di saat khalayak umum masih berkelana di pulau kapuk, justru ia sudah melangkah lebih cepat dari yang lain. Beberapa pengetahuan dan rencana positif telah menjadi energi yang digenggam sekaligus bekal yang cukup untuk menjalankan seluruh aktivitas dalam kehidupannya.

3. Membangun suasana hati yang lebih bahagia

Pada kenyataannya orang yang bangun tidur lebih awal memiliki banyak kesempatan untuk melakukan introspeksi dan memperbaiki kondisi mood serta suasana hati sebelum melakukan aktivitas fisik. Mengawali hari dengan manajemen waktu yang baik dan tidak tergesa-gesa menjadi kunci utamanya. 

Berbeda halnya tatkala kita bangun kesiangan, maka yang terjadi di dalam diri kita masing-masing adalah terburu-buru, agenda kegiatan yang akan dijalankan menjadi runyam, dan sulit untuk mengatur waktu menjadi masalah krusial yang kemudian mengusik suasana hati dan mood. 

4. Memiliki tubuh yang bugar dan sehat 

Bangun tidur lebih awal juga memberikan kesempatan kepada tubuh kita untuk membentuk pola hidup yang lebih sehat. Hal itu dikarenakan seseorang yang bangun lebih pagi dapat menghirup udara segar di sekitarnya. Sirkulasi oksigen sehat itu lantas membuat tubuh kita lebih rileks dan bersemangat dalam menyongsong aktivitas. 

Selain itu, dengan bangun tidur lebih awal secara tidak sadar kita juga memiliki kesempatan untuk melakukan olahraga pagi. Baik itu olahraga ringan, peregangan atau sekadar pemanasan. Kendati demikian, jika aktivitas olahraga pagi ini dilakukan secara rutin tentu saja akan sangat berdampak positif pada kesehatan dan kebugaran tubuh kita. 

Dampak positif dari olahraga pagi itu akan kita rasakan maksimal manakala waktu tidur kita sudah cukup. Sementara jika kita melakukan olahraga pagi tanpa tidak berlandaskan waktu tidur yang cukup maka dapat memicu terjadinya ketidakseimbangan tubuh. 

5. Menjadi lebih produktif

Produktivitas kerja seseorang sesungguhnya dipengaruhi pula oleh efektivitas waktu istirahat dan pola tidur yang porposional. Tatkala seseorang memiliki rutinitas bangun tidur lebih awal, maka secara otomatis orang yang bersangkutan memiliki ritme kerja yang  dapat diandalkan. Tepatnya lebih baik jika dibandingkan dengan mereka yang memiliki kebiasaan bangun tidur kesiangan.

Bangun tidur kesiangan tentu memengaruhi ritme kerja ini pula yang kemudian menentukan produktivitas, kualitas dan capaian kinerja yang dilakukan seseorang. 

6. Menjadikan mental lebih sehat dan positif

Tidak hanya kesehatan tubuh yang akan terjaga, bangun tidur lebih awal pada kenyataannya juga akan menjadikan mental kita lebih sehat dan positif. Kenapa demikian? Sebab tatkala kita terbiasa bangun lebih awal, mental kita akan lebih tertata rapi, siap dan tidak syok dalam menghadapi rutinitas sehari-hari yang akan dijalankan. 

Lain halnya manakala kita bangun tidur kesiangan, maka yang terjadi adalah mentalitas kita akan terguncang hebat dan diserang habis-habisan oleh tindakan kita yang tergesa-gesa dalam mengejar waktu dan rutinitas yang telah teragendakan. Sebagai dampaknya, apa yang kita kerjakan tidak akan maksimal. Sementara mental kita merasa tidak nyaman dan "ngos-ngosan" karena efek kejut yang mendadak.

7. Lebih aktif saat berkegiatan

Setelah istirahat yang cukup dan bangun tidur lebih awal maka secara otomatis seseorang akan menjadi lebih bersemangat dalam menjalani aktivitas seharian. Yang demikian terjadi tidak lain karena energi yang dimiliki oleh tubuh orang yang bersangkutan telah pulih dan kembali prima.

Atas dasar itu pula maka tidaklah heran jika kemudian orang yang bangun tidur lebih awal akan lebih aktif, tidak mudah lesu dan letih dibandingkan mereka yang bangun tidur kesiangan. 

8. Memiliki potensi berprestasi lebih besar

Tidak sedikit orang-orang besar, berprestasi dan sukses memiliki kebiasaan bangun tidur lebih awal. Mengapa demikian? Sebab dengan bangun tidur lebih awal mereka lebih banyak punya kesempatan untuk melangkah maju, menata mind set-mental dan kesiapan diri untuk menghadapi setiap tantangan yang ada dalam kehidupan.

Berbekal kesiapan secara lahiriah dan batiniah itu pula para pejuang bangun tidur lebih awal telah siap untuk menuai hasil. Baik itu kegagalan ataupun sebaliknya dengan senang hati akan diterima dengan lapang dada. Di samping itu, orang yang bangun tidur lebih awal sejatinya telah mempersiapkan diri menjadi pemenang dalam kompetisi hidup. 

9. Memiliki perasaan yang lebih tenang

Keuntungan lain yang akan dituai oleh orang yang bangun tidur lebih awal ialah ia akan memiliki perasaan yang lebih tenang. Perasaan tenang itu sendiri berkorelasi langsung dengan kesehatan mental, fisik dan istirahat yang cukup serta kesiapan-siagaan dalam menyongsong aktivitas yang akan dijalankan.

Ketenangan perasaan ini juga berpengaruh pada cara, ritme dan capaian hasil yang akan dituai dari proses kerja yang dilakukan oleh seseorang. Sudah barang tentu, aktivitas tertentu yang dilakukan oleh seseorang yang memiliki ketenangan perasaan dan orang yang gelisah, tergesa-gesa serta khawatir akan memberikan hasil dan dampak yang berbeda jauh.

10. Bisa menyempatkan sarapan tanpa terburu-buru 

Rutinitas bangun tidur lebih awal juga memberikan kesempatan besar kepada orang yang bersangkutan untuk melakukan sarapan pagi terlebih dahulu. Sarapan pagi itu penting untuk menjaga kesehatan fisik dan tingkat konsentrasi kita dalam melakukan sesuatu. 

Berbeda halnya tatkala kita bangun tidur kesiangan tentu saja kita akan terburu-buru untuk mengejar aktivitas yang telah terjadwalkan. Alhasil sebagai dampaknya kita akan lupa untuk melakukan sarapan pagi terlebih dahulu. Kebiasaan lupa dan tidak sarapan pagi ini akan berdampak negatif pada performa kesehatan fisik kita. 

11. Memiliki kualitas istirahat yang baik karena lebih terencana 

Tatkala kita terbiasa bangun tidur lebih awal spontanitas jadwal istirahat pun akan lebih teratur dan terencana. Jadwal istirahat yang teratur dan terencana ini penting karena menyangkut kualitas istirahat yang baik dan cukup berdasarkan aturan pedoman hidup sehat.

Sementara jika kita ngotot bangun tidur lebih awal akan tetapi tidak disertai dengan kualitas istirahat yang baik dan teratur maka akan berdampak negatif pada performa kesehatan. Misalnya saja tubuh kita akan mudah lelah, letih, mudah ngantuk  dan sulit untuk konsentrasi.

12. Terhindar dari Gejala Pikun

Menghirup udara segar dengan nafas panjang di pagi hari lantas akan meningkatkan sirkulasi aliran darah yang kaya oksigen ke dalam otak. Jika proses ini dilakukan secara kontinuitas maka akan menjaga tingkat daya ingat--kinerja otak--sekaligus memperkecil kemungkinan terjadinya gejala pikun. 

Lantas tidak heran jika kemudian banyak para hufadz yang diwajibkan untuk bangun tidur sebelum subuh demi menjaga dan meningkatkan kualitas hafalan Al-Qur'an-nya. Biasanya para hufadz akan menambah hafalan Al-Qur'an miliknya setelah melaksanakan salat malam atau sebelum subuh. 


Kedua, makan tidak berlebihan

Rasulullah SAW tatkala makan tidak berlebihan. Beliau hanya memakan makanan yang halal dan baik, akan tetapi tidak berlebihan. Makanan halal dan baik, jika dikonsumsi secara berlebihan akan mendatangkan madarat untuk kesehatan tubuh. 

Terlebih-lebih jika kita mengonsumsi makanan yang tidak baik atau yang diharamkan oleh Allah SWT. Maka dapat dipastikan berbagai macam penyakit dengan mudah akan menyerang kesehatan dan fungsi setiap organ tubuh. 

Diceritakan Rasulullah SAW menganjurkan kepada umatnya tatkala memasak sayur untuk senantiasa diberi kuah yang banyak dengan tujuan supaya dapat dibagikan ke tetangga sekitar rumah. Aroma masakan dapur kita yang tercium oleh tetangga sekitar tentu dapat memicu sikap toma' (berharap diberi), kecemburuan sosial dan ekonomi bagi tetangga kita yang kelaparan (tidak mampu).

Makanan halal apapun yang kita makan tentu akan bertambah nikmat dan berkah manakala tetangga sekitar yang kelaparan turut menyantap dan merasakan hidangan tersebut. Sebaliknya, makanan yang kita santap akan kurang berkah bahkan menjadi madarat tatkala kita makan dengan lahap dan sedap akan tetapi tetangga terdekat merasa kelaparan.

Lantas bagaimana ukuran makan yang tidak berlebihan? 

Makan yang tidak berlebihan atau ideal menurut kesehatan tubuh adalah memenuhi kebutuhan asupan tubuh sesuai dengan porsi isi perut sewajarnya. Ukuran prosinya yakni 1/3 isi perut untuk udara (oksigen), 1/3 untuk isi makanan dan 1/3 untuk isi minuman. Adapun jika melebihi kapasitas ruang pembagian tersebut maka disebut berlebihan.


Ketiga, tidak iri dan dengki 

Selain senantiasa bangun tidur lebih awal dan tidak makan berlebihan, Rasulullah SAW juga tidak pernah memiliki sifat iri dan dengki terhadap sesama. Sifat iri secara sederhana dapat diartikan cemburu; sirik. Sedangkan dalam arti yang lugas berarti merasa kurang senang melihat kelebihan orang lain. 

Adapun sifat dengki berarti menaruh perasaan marah; benci; tidak suka terhadap orang lain. Pendek kata, sifat dengki ini muncul sebagai akibat dari sifat iri hati yang kian menumpuk dan memuncak. Kulminasi dari sifat iri.

Sifat iri dan dengki pada dasarnya berdampak negatif terhadap hubungan sosial di antara sesama manusia. Misalnya menjadikan hubungan persaudaraan menjadi renggang, rentan terjadinya salah paham, menimbulkan musuh, memicu munculnya perselisihan dan konflik serta lain sebagainya. 

Tidak semata-mata demikian, hadirnya sifat iri dan dengki di dalam diri seseorang justru akan berdampak buruk yang luar biasa bagi orang yang bersangkutan (orang yang memiliki sifat iri dan dengki).  

Hadirnya sifat iri dan dengki di dalam diri seseorang bisa saja menjadikan seluruh tenaga, pikiran dan isi hati hanya sibuk mencerca orang lain. Maka timbullah sikap tajasus, ghibah, hasud, dan namimah. Karena itu pula orang tersebut bisa lupa bagaimana cara bersyukur, qona'ah, tawakal dan ikhlas dalam menjalankan hidup. Utamanya dalam rangka memperbaiki diri sendiri dari waktu ke waktu.

Sifat iri dan dengki memang sudah laiknya kita jauhi, sebab siapa pun yang sudah terjerat dan telanjur terjerumus pada kedua sifat tersebut maka hidupnya akan hancur. Seluruh amal perbuatannya akan sia-sia. Akal sehatnya akan tumpul dan hati nuraninya akan menjadi gelap gulita. [Roni Ramlan]

Jangan lupa follow akun media sosial Baitul Qur'an yang lain:

FB: Lpit BaitulQur'an

Ig:  lpitbaitulquran

Yt: LPIT Baitul Qur'an Tulungagung

Senin, 07 November 2022

Adab Murid terhadap Guru

 

(Foto: Ustadz Lazim sedang menyampaikan amanat)

Senin (07/11/2022) pertama di bulan November SDIT Baitul Qur'an Tulungagung kembali menghelat upacara bendera. Pada kesempatan kali ini ustadz Lazim tampil sebagai pembina sekaligus penyampai amanat upacara. 

Prosesi upacara bendera berjalan dengan khusyuk hingga sampailah ustadz Lazim berkesempatan menyampaikan amanat. Adapun tajuk amanat yang disuguhkan ustadz Lazim kepada seluruh peserta upacara bendera adalah Adab Murid terhadap Guru. 

Merujuk pada kitab Ta'alim Muta'alim karya Imam Burhanuddin Ibrahim al-Zarnuji al-Khanafi bab tentang abad yang harus dimiliki seorang pelajar tatkala mencari ilmu. Beberapa adab yang harus dimiliki seorang pelajar terhadap gurunya dalam mencari ilmu di antaranya ialah:

Pertama, tidak boleh lewat di depannya guru

Seorang pelajar (muri) yang mencari ilmu selaiknya memiliki adab tatkala berjalan. Utamanya tatkala ia berjalan bersamaan, berpapasan atau ketika kebetulan mendapati seorang gurunya sedang berjalan tepat di depannya. 

Eloknya, maka abad yang berlaku dalam kasus ini, seorang pelajar tidak boleh mendahului atau lewat di depan gurunya. Jikapun ia terpaksa harus mendahului  gurunya tersebut sebab alasan yang darurat maka harus izin dan lewat dengan penuh sopan santun.

Adab ini juga berlaku terhadap seorang anak--anak muda--tatkala berjalan bersamaan dengan orang tuanya, kakak atau setiap orang yang dipandang memiliki usia yang lebih tua dibandingkan dirinya. 

Kedua, tidak boleh duduk di tempat duduknya guru

Pelajar yang baik juga harus mengetahui, memahami dan mengerti tempat-tempat khusus yang digunakan oleh gurunya. Tak terkecuali tempat duduknya guru. Tempat-tempat khusus yang digunakan oleh guru tersebut menjadi batasan yang berlaku untuk semua pelajar. Batasan seperti apa? Batasan untuk tidak menjadi wilayah bermain atau digunakan oleh seluruh pelajar.

Mengapa demikian? Sebab tempat-tempat yang digunakan oleh guru tersebut termasuk kedalam ruang privasi, kemuliaan dan kehormatan seseorang yang harus seorang pelajar muliakan dan hormati. Adapun jika hal itu dilanggar oleh seorang pelajar maka sejatinya ia telah tidak menghormati dan merebut hak dari gurunya.

Ketiga, tidak boleh bertanya tanpa seizinnya

Hal yang tidak boleh dilakukan selanjutnya oleh seorang pelajar adalah tidak boleh bertanya tanpa seizinnya. Momentum ini berlaku tatkala seorang guru sedang mengajar atau menyampaikan materi di dalam kelas. Jika seorang guru sedang menyampaikan materi sudah seharusnya semua pelajar bersikap disiplin dan menyimak seluruh materi yang disampaikan. Tanpa terkecuali. 

Adapun jika ternyata ada pelajar yang tidak menyimak, celometan dan ujug-ujug (spontanitas) bertanya tanpa seizin guru yang bersangkutan atau malah menyela pembicaraan guru dengan pertanyaannya maka dinilai tak beradab dan tidak memiliki sopan santun. Maka, pelajar yang baik adalah tatkala hendak bertanya harus memerhatikan momentum yang tepat. 

Misalnya bertanya tatkala sudah dipersilakan oleh guru yang bersangkutan atau setelah materi yang disampaikan selesai. Hal ini penting diperhatikan, karena menyangkut efektivitas pembelajaran--penyampaian, pemahaman dan capaian materi--semua pelajaran selama di kelas.

Keempat, tidak boleh menanyakan masalah yang membuat tidak enak hati guru

Dalam bertanya, selain harus tahu betul kapan waktu yang tepat untuk melontarkan pertanyaan, seorang pelajar juga harus memerhatikan korelasi: bobot, cakupan dan akibat dari persoalan yang dihendak dipertanyakan kepada seorang guru yang bersangkutan. 

Relevansi antara konteks pertanyaan dan materi yang disampaikan harus valid. Jangan sampai seorang pelajar melontarkan pertanyaan yang keluar konteks. Terlebih-lebih jangan sampai hati mengangkat pertanyaan yang menyinggung perasaan atau emosi seorang guru. 

Sementara kelima, tidak boleh masuk ke tempat guru 

Abad pamungkas yang harus ditanamkan di dalam diri seorang murid adalah tidak boleh masuk ke tempat guru sembarang. Dalam konteks ini tempat yang dimaksud adalah kantor guru. Baik itu tatkala ada penghuninya ataupun tidak.

Kebiasaan kurang baik yang lumrah terjadi tatkala di sekolah adalah murid main selonong masuk ke kantor guru. Mereka masuk tanpa salam, tanpa sungkan bahkan tanpa izin dari guru yang sedang singgah di dalam kantor. 

Kasus yang demikian tentu saja perilaku yang tidak terpuji. Perilaku yang tidak mencerminkan kepribadian seorang pelajar. Seorang murid yang sedang menuntut ilmu sudah seharusnya memiliki atittude yang baik tatkala hendak ada kepentingan pribadi menuju kantor. Mengucapkan salam, meminta izin untuk keperluan tertentu dan memasuki ruangan kantor dengan penuh rasa takdim. [Roni Ramlan]

Jangan lupa follow akun media sosial Baitul Qur'an yang lain:

FB: Lpit BaitulQur'an

Ig:  lpitbaitulquran

Yt: LPIT Baitul Qur'an Tulungagung

Senin, 31 Oktober 2022

Fiqih Remaja: Menjaga Kesucian Diri dengan Istinja

 

(Foto: Ustadz Ali sedang mengisi kelas Fiqih Remaja)

Jum'at (21/10/2022) SDIT Baitul Qur'an Tulungagung kembali menggelar kajian fiqih remaja. Kajian fiqih remaja adalah agenda rutin lembaga yang dihelat setiap dua Minggu sekali atau dua kali dalam sebulan. Kajian ini dikhususkan untuk siswa-siswi kelas 5 dan 6. 

Dalam pelaksanaannya kajian fiqih remaja dibagi menjadi dua kelas, yakni kelas putra dan putri. Kelas putra Istikamah dibimbing oleh ustadz M. Ali Said, S. Pd. Sedangkan kelas putri dibina langsung oleh ustadzah Binti Khomsatun, S. HI. 

Adapun materi yang didedahkan dalam kajian fiqih remaja meliputi tiga kategori, yakni bab Thoharoh, bab Ibadah dan bab adab seorang hamba. Muatan bab Thoharoh misalnya materi tentang baligh, haid (menstruasi), nifas, wudu, mandi wajib, air suci dan menyucikan, jenis-jenis air, tayamum, istinja, jenis najis dan lain sebagainya.

Kebetulan materi yang disampaikan oleh ustadz Ali (sapaan akrab) pada Jumat ketiga di bulan Oktober ini adalah tentang istinja. Apa itu Istinja? 

(Foto: Siswa kelas 5 dan 6 sedang mengikuti kelas fiqih remaja)

Dalam kitab Sullamu At-Taufiq Ila Mahabbatillah 'Ala At-Tahqiq karya Syaikh Sayyid Abdullah bin Husain bin Thahir disebutkan bahwa istinja adalah bersuci dari segala benda basah (najis) yang keluar dari dua jalan: qubul dan dubur kecuali air mani dengan menggunakan air atau benda kasar, padat dan suci serta tidak dimuliakan seperti roti. 

Lantas, bagaimana cara dan syarat-syarat untuk beristinja? Apakah sama seperti halnya bersuci menggunakan air pada umumnya?

Lebih lanjut Syaikh Sayyid Abdullah menyebutkan, bahwa beristinja yang baik yakni dengan cara mengusap tiga kali atau lebih tempatnya keluarnya najis sampai bersih. Dengan catatan najis itu tidak belepotan ke mana-mana atau berpindah pada banyak tempat dan keadaannya yang belum kering. Akan tetapi apabila syarat itu tidak terpenuhi maka harus tetap menggunakan air.

Lain halnya dengan pendapat Syaikh Salim bin 'Abdillah bin Sumair al-Hadhrami dalam kitab Safinatun Naja, menyebutkan ada 8 syarat diperbolehkannya beristinja dengan menggunakan benda kasar, padat dan suci (utamanya batu).

Secara rinci kedelapan syarat tersebut ialah sebagai berikut: 

1. Menggunakan 3 buah atau lembar.

2. Yang beristinja harus membersihkan tempat keluarnya najis

3. Najis yang keluar belum kering

4. Najisnya tidak belepotan ke mana-mana (berpindah tempat)

5. Najis tersebut tidak bercampur--atau kedatangan--dengan najis lain

6. Najis yang keluar tidak melewati tempat istinja: dubur dan hasyafah 

7. Najis tersebut tidak terkena air

8. Benda yang digunakan beristinja harus dalam keadaan suci

(Foto: Siswa kelas 5 dan 6 mengikuti kelas fiqih remaja tampak dari belakang)

Merujuk pada syarat-syarat istinja yang harus terpenuhi tersebut ustadz Ali menegaskan, bahwa terdapat 10 adab tatkala istinja. Kesepuluh adab tatkala istinja tersebut, yakni:

1. Tatkala buang hajat sebaiknya seseorang menutup dan menjauhkan diri dari orang-orang di sekitar 

2. Tidak membawa sesuatu yang bertuliskan nama Allah 

3. Membaca ta'awudz dan basmalah sebelum memasuki kakus

4. Tatkala memasuki kakus mendahulukan kaki kiri dan ketika keluar mendahulukan kaki kanan

5. Tidak menghadap ke arah kiblat atau membelakanginya

6. Dilarang berbicara terkecuali dalam keadaan darurat

7. Tidak buang hajat di jalan atau tempat bernaungnya manusia

8. Tidak buang hajat di air yang tergenang

9. Memperhatikan adab ketika beristinja: tidak menggunakan tangan kanan, menggunakan air atau benda suci sebanyak tiga buah dan memerciki kemaluan serta celana untuk menghilangkan was-was

10. Mengucapkan do'a setelah keluar dari kakus

Pengetahuan dasar mengenai istinja ini penting untuk dipahami, sebab berhubungan langsung dengan syarat sah tatkala kita hendak menunaikan ibadah. Selain menjaga kesehatan tubuh secara pribadi, bab Thoharoh juga berdampak pada kesehatan lingkungan dan menentukan tingkat ibadah kita dihadapan Allah SWT. 

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan imam Tirmidzi disebutkan, bahwa: "Sesungguhnya Allah SWT itu suci dan menyukai semua hal yang suci. Allah Maha Bersih dan menyukai kebersihan. Allah SWT Maha Mulia dan menyukai kemuliaan. Allah Maha Indah dan menyukai keindahan. Oleh sebab itu bersihkanlah tempat-tempatmu".

Hadits yang diriwayatkan imam Tirmidzi tersebut setidaknya mampu menjadi bahan evaluasi diri bagi masing-masing kita untuk senantiasa memelihara diri dalam keadaan yang suci. Sebab hanya orang-orang yang suci yang mampu taqarrub illah dan senantiasa mendapatkan lindungan dari-Nya. [Roni Ramlan]

Jangan lupa follow akun media sosial Baitul Qur'an yang lain:

FB: Lpit BaitulQur'an

Ig:  lpitbaitulquran

Yt: LPIT Baitul Qur'an Tulungagung

Minggu, 30 Oktober 2022

Tasmi' Al-Qur'an

 

(Foto: Flayer Tasmi' Al-Qur'an ukhty Nayla Syifa Fawwazah)

Selain murroja'ah, tahsin, menambah hafalan dan sertifikasi, bagian yang tidak dapat dipisahkan dari program Tahfidzul Qur'an di LPIT Baitul Qur'an Tulungagung adalah tasmi' Al-Qur'an. 

Apa itu tasmi'Al-Qur'an? Tasmi' Al-Qur'an secara sederhana bermakna semaan. Menyimak salah seorang hafidz-hafidzah yang membacakan capaian hafalan Al-Qur'an miliknya lantas audiensi yang lain fokus mendengarkan bacaannya.

Dengan demikian, Tasmi' Al-Qur'an dalam konteks ini bermakna kegiatan kelulusan Tahfidzul Qur'an dengan cara memperdengarkan bacaan Al-Qur'an tanpa adanya kesalahan di hadapan para penguji dan audiensi. 

Adapun fokus utama dari kegiatan Tasmi' Al-Qur'an adalah bertujuan untuk mengevaluasi dan memperbaiki hafalan Al-Qur'an siswa/i yang bersangkutan karena disemak dewan penguji dan teman-teman yang lain. 

Atas dasar demikian, kegiatan Tasmi'Al-Qur'an berbeda dengan murroja'ah yang bertujuan untuk memperlancar dan mempertajam hafalan, baik itu hafalan ayat ataupun surat yang lama ataupun yang baru saja dihafal.

Berkenaan dengan Tasmi' Al-Qur'an, Alhamdulillah, Jum'at (28/10/2022) SDIT Baitul Qur'an Tulungagung telah menghelat kegiatan Tasmi'Al-Qur'an. Pada kesempatan ini Ananda Nayla Syifa Fawwazah tampil membacakan hafalan juz 2. Nayla (sapaan akrab) sendiri merupakan salah seorang siswi kelas 4 SDIT Baitul Qur'an Tulungagung. 

Seperti pelaksanaan Tasmi' Al-Qur'an sebelumnya, dalam pelaksanaannya, proses Tasmi' Al-Qur'an dilangsungkan di aula sekolah. Lebih tepatnya di ruang perpustakaan yang merangkap sebagai aula sekolah di lantai 2. 

Selama proses Tasmi'Al-Qur'an berlangsung Nayla duduk di kursi yang telah disediakan sebelumnya. Tepatnya ia duduk di bangku menghadap seluruh siswa-siswi lintas kelas dan seluruh dewan asatidz Tahfidz yang terlibat di dalamnya. Ia membacakan hafalan Al-Qur'an miliknya dengan bantuan microphone. Sementara itu, seluruh audiensi yang hadir menyemak baik-baik bacaannya.

Tak ketinggalan, sebagai upaya pemberitahuan dan ajang dakwah kepada khalayak umum panitia pelaksana Tasmi'Al-Qur'an beberapa hari sebelumnya membuat flayer yang kemudian di-share ke media sosial, utamanya WhatsApp. Sedangkan pada prosesi Tasmi' Al-Qur'an tersebut tak lupa panitia pelaksana juga melakukan streaming via kanal Facebook dan YouTube LPIT Baitul Qur'an Tulungagung.

Melalui kegiatan Tasmi' Al-Qur'an ini, besar harapan kami mampu melejitkan potensi dan motivasi diri seluruh siswa-siswi yang ada di SDIT Baitul Qur'an Tulungagung dalam menghafal Al-Qur'an. Tentu saja, fokusnya bukan hanya sekadar mencetak generasi Qur'ani yang mumtaz hafalan Al-Qur'an-nya melainkan juga mencetak generasi yang berkualitas: pandai secara akademik dan berakhlakul karimah.[Roni Ramlan]

Jangan lupa follow akun media sosial Baitul Qur'an yang lain:

FB: Lpit BaitulQur'an

Ig:  lpitbaitulquran

Yt: LPIT Baitul Qur'an Tulungagung


Anjangsana Tahfidz

 

                           (Foto: Kelompok 1 Anjangsana Tahfidz SDIT Baitul Qur'an Tulungagung)

"Sebaik-baiknya kalian adalah yang belajar Al-Qur'an dan yang mengajarkannya", (HR. Muslim)

Sabtu (29/10/2022) SDIT Baitul Qur'an Tulungagung menghelat kegiatan anjangsana tahfidz. Kegiatan anjangsana tahfidz merupakan program lembaga yang dihelat satu semester sekali. Adapun tajuk yang diusung pada kegiatan anjangsana tahfidz kali ini ialah "Menyambung Ukhuwah dalam Dekapan Al-Qur'an".

Kegiatan anjangsana semester ganjil tahun akademik ini dilakukan di dua tempat: pertama di kediaman Ukhty Iffah Al-Wafa' (kelas 6) yang berlokasi di pondok pesantren Tahfiz Ar-Raudhah sedangkan lokasi kedua di kediaman akhy Rayhan (kelas 2).

(Foto: Kelompok 2 anjangsana tahfidz di kediaman Rayhan)

Pembagian dua lokasi ini berdasarkan pertimbangan daya tampung: kapasitas tempat yang dituju dan kuantitas siswa-siswi SDIT Baitul Qur'an Tulungagung. Di lokasi pertama menampung kelompok kelas 4, 5 dan 6 sementara di lokasi kedua melibatkan kelompok kelas 1, 2 dan 3. 

Dalam pelaksanaannya, acara dimulai dengan melaksanakan salat duha secara berjamaah, berdo'a dan melantunkan Asmaul Husna. Tatkala melafalkan Asmaul Husna posisi siswa-siswi dalam keadaan berdiri sembari melakukan gerakan tangan khusus yang menyimbolkan makna dari Asmaul Husna yang disebutkan. 

(Foto: Kelompok 1 menunaikan salat duha di PP Ar-Raudhah)

(Foto: Kelompok 2 menunaikan salat duha di kediaman Ananda Rayhan)

Setelah selesai, siswa-siswi diinstruksikan untuk duduk rapi. Lantas acara dibuka secara resmi oleh salah seorang ustadz/ustadzah yang ditujuk sebagai petugas. Kebetulan, di lokasi pertama ustadz Biqi as-Saffah yang mengemban tugas untuk membuka acara. Ustadz Biqi duduk di depan para siswa. Ia menjadi pusat utama. Sedangkan dewan asatidz lainnya duduk di depan memenuhi sisi kanan dan kiri ruangan. 

(Foto: Ustadz Biqi membuka acara anjangsana tahfidz kelompok 1 di PP Ar-Raudhah)

Sementara di lokasi anjangsana tahfidz yang kedua diampu oleh ustadz Muhammad Ali Said (selaku ketua yayasan LPIT Baitul Qur'an Tulungagung) memberi muqaddimah acara. Hal itu tampak dari foto yang di-share dewan asatidz di grup WhatsApp dewan asatidz SDIT Baitul Qur'an Tulungagung.

(Foto: Ustadz Ali sedang memberikan muqqadimah di kelompok 2 di kediaman Ananda Rayhan)

Selanjutnya, para siswa dibagi menjadi tiga halaqah. Ketiga halaqah tersebut melakukan murroja'ah juz yang berbeda. Halaqah pertama murroja'ah juz 30. Halaqah kedua murroja'ah juz 29 sedangkan halaqah ketiga murroja'ah sesuai juz hafalan masing-masing: ada yang membaca juz 28 ada pula yang membaca juz 1. 

Masing-masing halaqah kurang lebih berisikan 10-16 orang siswa/i. Alhasil, dengan jumlah itu setiap siswa membaca 1 surat, terkecuali juz 1 yang hanya membaca seperempat atau satu ruku' dari juz tersebut. Lain halnya dengan pelaksanaan anjangsana tahfidz di lokasi kedua yang fokus murroja'ah juz 30 dan melatih semaan.

(Foto: Halaqah kelompok 2 tatkala melakukan murroja'ah)

Murroja'ah selesai. Shahibul bait menjamu partisipan anjangsana tahfidz dengan memaparkan profil pondok pesantren Ar-Raudhah. Mulai dari inspirasi nama, berdiri kapan, program lembaga, prestasi dan lain sebagainya. Dokumentasi perjalanan berdirinya pondok pesantren Ar-Raudhah tersebut dikemas dalam slide show photo ala power point dengan back sound lagu religi Opik. Tak lupa sebelumnya, panitia membagikan brosur lembaga. 

(Foto: selayang pandang PP Ar-Raudhah)

Seusai pengenalan profil lembaga, siswa-siswi dihibur panitia dengan ice breaking permainan estafet bola. Teknisnya,  siswa-siswi diinstruksikan untuk duduk membentuk lingkaran, lantas salah seorang panitia menyanyikan lagu balonku. Bola diestafetkan dari satu siswa ke siswa lainnya. Adapun jika nyanyian itu berhenti, maka siswa terakhir yang memegang bola disuruh maju. 

Terhitung, ada sepuluh siswa-siswi yang berhasil maju ke depan ruangan. Masing-masing siswa-siswi tersebut spontanitas diberi satu pertanyaan dan yang bersangkutan harus mampu memberikan jawaban dengan benar dan tepat. Alhamdulillah, kesepuluh siswa-siswi mampu menjawab pertanyaan dengan benar dan tepat sehingga memperoleh hadiah dari panitia. Mereka duduk pada tempat semula. 

Sebagai pamungkas acara, semua partisipan anjangsana tahfidz kompak foto bersama, bahkan beberapa santriwati pondok pesantren Ar-Raudhah pun sempat bergabung di tengah-tengah kita. Pada sesi foto bersama ini, ustad Biqi bertugas sebagai fotografer. Di samping itu ada juga mbak santriwati pondok pesantren Ar-Raudhah yang berperan sebagai sebagai fotografer.

Foto bersama selesai. Acara secara resmi ditutup kembali oleh ustadz Biqi dengan membaca do'a kafaratul majelis. Siswa-siswi diperkenankan meninggalkan acara, sementara di pintu gerbang shahibul bait sangat sibuk membagikan berkat (berkah khidmat). Panitia begitu jeli dalam mengamati setiap orang yang hadir, sehingga tidak ada satu orang pun yang pulang ke rumah dengan tangan hampa. 

Harapan ke depannya: semoga melalui kegiatan ini siswa-siswi LPIT Baitul Qur'an Tulungagung--utamanya SDIT Baitul Qur'an Tulungagung--tetap memiliki semangat yang tinggi dan motivasi yang kuat dalam menghafal Al-Qur'an, sehingga mereka mampu menjadi cendekiawan muslim sekaligus hafidz-hafidzah yang berintelektualitas dan mengamalkan Al-Qur'an dalam kehidupan sehari-hari.[Roni Ramlan]

Jangan lupa follow akun media sosial Baitul Qur'an yang lain:

FB: Lpit BaitulQur'an

Ig:  lpitbaitulquran

Yt: LPIT Baitul Qur'an Tulungagung


Jumat, 21 Oktober 2022

Komite SDIT Baitul Qur'an Tulungagung Menghelat Jum'at Berkah


(Foto: Komite SDIT Baitul Qur'an Tulungagung prepare untuk kegiatan Jumat Berkah)

Jum'at (21/10/2022) pengurus komite SDIT Baitul Qur'an Tulungagung menghelat kegiatan Jumat Berkah di jalan raya Abdul Fattah IV RT 05 RW 03 desa Mangunsari kecamatan Kedungwaru.

Jalan raya Abdul Fattah IV RT 05 RW 03 desa Mangunsari kecamatan Kedungwaru adalah akses utama menuju TK dan SDIT Baitul Qur'an Tulungagung. Lebih tepatnya, kegiatan ini dilakukan kurang lebih hanya berjarak 30 meter dari LPIT Baitul Qur'an Tulungagung.

Kegiatan Jumat Berkah ini fokus membagikan nasi kontak kepada pengguna jalan raya. Baik itu pengemudi kendaraan roda empat ataupun roda dua, utamanya bagi mereka yang berlalu lalang di sekitar depan gang lembaga sampai dengan perempatan jalan raya Abdul Fattah IV. Syukur alhamdulillah, tidak sampai 1 jam 50 box nasi kotak ludes dibagikan kepada publik.

(Foto: Contoh Nasi Kotak Jumat Berkah)

Kegiatan Jumat Berkah ini diinisiasi langsung oleh pengurus komite SDIT Baitul Qur'an Tulungagung. Kebetulan terdapat 5 orang komite--4 perempuan dan 1 laki-laki--yang terjun langsung ke lapangan. Tak ketinggalan, 2 orang dari pihak yayasan LPIT Baitul Qur'an Tulungagung turut serta dalam kegiatan Jumat Berkah ini.

Saking antusiasnya bahkan ada satu orang komite yang membagikan nasi kontak sembari menggendong buah hatinya. Seakan-akan beliau sedang mengajarkan kepada anaknya (termasuk kita semua) bagaimana cara bersedekah di hari yang mulia. Penghulu hari-hari lainnya yang kita sebut Sayyidul Ayyam. 

(Foto: Komite sedang membagikan nasi kotak kepada pengguna jalan)

Dalam hadits disebutkan, bahwa bersedekah di hari Jumat pagi dan hari-hari lainnya maka akan mendapatkan doa dari para malaikat. Abu Hurairah RA. berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda:

"Ketika hamba berada di setiap pagi, ada dua malaikat yang turun dan berdoa, "Ya Allah berikanlah ganti pada yang gemar berinfak". Malaikat lain berdoa, "Ya Allah, berikanlah kebangkrutan bagi yang enggan bersedekah", (HR. Bukhori dan Muslim).

Lebih jauh, keutamaan bersedekah di hari Jumat sebagaimana ditandaskan bahwa:

"Sedekah di hari Jumat pahalanya seperti sedekah di bulan Ramadan", Ibnu Qayyim Al Jauziyah.

Kegiatan Jumat Berkah ini setidaknya dapat menjadi suri tauladan faktual bagi para siswa-siswi LPIT Baitul Qur'an Tulungagung untuk senantiasa membiasakan berderma (menanamkan nilai-nilai keikhlasan dan membumikan sifat-sifat Ar-Rahman) dan berjiwa sosial. 

Harapan kedepannya melalui kegiatan ini, SDIT Baitul Qur'an Tulungagung tidak hanya melahirkan generasi Qur'ani yang cinta dan hafal Al-Qur'an (hafidz-hafidzah) melainkan juga mencetak rijjalul ghodhi yang memiliki kesalehan spiritual dan kesalehan sosial. Anak yang saleh dan suka berderma hanya akan terlahir dari keluarga yang Istikamah di jalan-Nya, menjalankan syari'at-Nya.[] (Roni Ramlan).



Jangan lupa untuk follow akun media sosial Baitul Qur'an yang lain:

FB: Lpit BaitulQur'an

Ig:  lpitbaitulquran

Yt: LPIT Baitul Qur'an Tulungagung


Senin, 17 Oktober 2022

Gladi Bersih ANBK

 

(Foto: Siswa-siswi kelas 5 sedang gladi bersih ANBK di raungan kelas 5)

Selain menghelat acara refleksi kelahiran Nabi Muhammad SAW pada Senin (17/10/2022) SDIT Baitul Qur'an Tulungagung juga melakukan gladi bersih ANBK khusus untuk kelas 5. Sebelumnya Sabtu (15/10/2022) rencana ini telah diinformasikan terlebih dahulu kepada seleuruh Wali Santri kelas 5 melalui grup Whatsapp.

Berbeda dengan perhelatan simulasi ANBK sebelumnya yang menggunakan ruangan kelas 1 sebagai tempat utama, mengingat koneksi internet tidak sampai di semua ruangan kelas atas:4,5 dan 6 serta aula, utamanya kelas 5. Jika pun sampai jaringannya sangat buruk. Sinyalnya hilang tanpa jejak.

Kendati demikian gladi bersih ANBK sesi ini syukur Alhamdulillah dapat dilaksanakan langsung di ruangan kelas 5. Hal itu disebabkan karena sekolah telah memiliki router baru penunjang stabilitas koneksi internet dalam mengakses website ANBK untuk tetap prima. 

Prima tidaknya koneksi internet memang sangat memengaruhi proses log in dan pengisian ANBK. Jika tidak demikian, proses gladi bersih ANBK akan error dan trouble dalam waktu yang tidak dapat diterka. Jika terjadi trouble atau error bisa jadi siswa yang bersangkutan disuruh mengisi dari halaman pertama.

Router baru ini adalah salah satu sumbangan dari dinas pendidikan kecamatan Kedungwaru. Kebetulan, dua Minggu yang lalu tatkala SDIT Baitul Qur'an Tulungagung menghelat simulasi ANBK yang kedua bantuan itu datang. 

Kedatangan bantuan itu sebenarnya tidak hanya router, melainkan juga 5 buah notebook merk Cross yang disetting khusus hanya untuk mengakses website ANBK dan satu buah proyektor. Notebook dan router baru itu kedatangannya sangatlah tepat. Sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan lembaga. 

Dengan mengandalkan kinerja 5 buah notebook dan router baru yang optimal ini Alhamdulillah gladi bersih ANBK dapat berjalan dengan baik dan lancar. Tentu saja, kehadiran bantuan notebook dan router baru ini sangat bermanfaat bagi menunjang proses terlaksana ANBK dalam waktu dekat dan tahap berikutnya.[] (Roni Ramlan)

          

          Jangan lupa untuk follow akun media sosial Baitul Qur'an yang lain:

          FB: Lpit BaitulQur'an

          Ig:  lpitbaitulquran

          Yt: LPIT Baitul Qur'an Tulungagung

  

 


 


 

Refleksi Kelahiran Nabi Muhammad SAW

(Foto: Ustadz Ali sedang menyampaikan muqqadimah acara)

Senin (17/10/2022) SDIT Baitul Qur'an Tulungagung menghelat acara refleksi kelahiran Nabi Muhammad Saw. Acara refleksi ini diisi dengan nonton bareng film  kisah kelahiran Nabi Muhammad SAW bergenre animasi.

Acara ini diikuti oleh seluruh elemen sumber daya manusia (SDM) yang ada di SDIT Baitul Qur'an Tulungagung. Dewan asatidz dan segenap siswa-siswi kelas 1 sampai kelas 6 kumpul bersama di aula lantai 2 tanpa pengecualian. 

Sebelum film diputar, Ustadz Ali selaku ketua yayasan LPIT Baitul Qur'an Tulungagung tampil sebagai nahkoda acara. Untuk beberapa menit pertama beliau memberikan muqaddimah acara. Beliau duduk di depan sembari memegang microphone.

Adapun isi muqaddimah yang disampaikan meliputi: tentang bagaimana tanda-tanda alam semesta dan kebahagiaan masyarakat Makkah menyambut kelahiran Nabi, kisah Nabi Muhammad SAW tatkala kecil: disusui, diasuh hingga peristiwa bertemu dengan malaikat Jibril, Nabi melalui Yaumil Hujnin sampai dengan tujuan utama dari misi kenabian Nabi Muhammad SAW: menegakan ketauhidan, memperbaiki akhlak dan menuntun umat pada arah yang lebih baik.

Tak ketinggalan, sebagai upaya mengkonfirmasi atas muqaddimah yang telah disampaikan, Ustadz Ali mengajukan beberapa butir pertanyaan kepada seluruh siswa-siswi dengan imbalan jajanan makanan ringan. 

Mengetahui hal itu, sontak dengan penuh semangat para siswa-siswi yang benar-benar mafhum atas materi yang disampaikan dengan percaya diri mengangkat tangan dan dipersilakan maju ke depan. 

Melalui microphone yang telah disediakan siswa yang bersangkutan menjawab pertanyaan tersebut dengan lantang sembari menghadap ke arah teman-temannya yang lain. 

Setelah jawaban dipandang valid dan benar,  lantas sang anak menerima jajanan. Hampir semua anak yang menerima jajanan kembali ke tempat duduk semula sembari melukis senyum yang menawan di wajahnya. Kurang lebih 5 orang siswa-siswi berhasil menjawab pertanyaan yang diajukan dengan benar.

Setelah muqaddimah selesai, barulah  nonton bareng kisah kelahiran Nabi Muhammad Saw. sebagai acara inti dimulai. Siswa-siswi dengan khidmat menghayati setiap ceruk bagian dari film yang dipertontonkan. Kurang lebih dalam durasi 15 menit film itu diputarkan. 

(Foto: Siswa-siswi sedang nonton bareng film kelahiran Nabi Muhammad SAW di aula)

Seusai film berakhir, lantas disambung dengan sedikit pemaparan pengumuman yang disampaikan oleh Ustadz Imam selalu kepala sekolah SDIT Baitul Qur'an Tulungagung. Sebagai penutup, acara dipungkas dengan membacakan do'a kifaratul majelis bersama-sama.

Dari acara ini, sebagai umat Islam, para siswa-siswi sudah selaiknya meneladani Rasulullah SAW. Mulai dari sifatnya: Siddiq (jujur), amanah (dapat dipercaya), tabligh (penyampai pesan/Da'i) dan Fathonah (cerdas), kemuliaannya, hingga menambah kecintaan kita terhadap beliau sehingga kita semua mendapatkan syafa'at beliau di akhirat kelak. Amin.[] (Roni Ramlan)

(Foto: Siswa-siswi sedang nonton bareng film kelahiran Nabi Muhammad SAW di aula)

Jangan lupa untuk follow akun media sosial Baitul Qur'an yang lain:

FB: Lpit BaitulQur'an

Ig:  lpitbaitulquran

Yt: LPIT Baitul Qur'an Tulungagung