Minggu, 26 Februari 2023

Karya Kelas Literasi: Kreativitas Tanpa Batas

 

(Dokumentasi pribadi: Ilustrasi para siswa sedang menulis karya)

Sabtu (25/02/2023) kelas ekstra kurikuler tuelah dihelat kembali setelah tiga Sabtu berturut-turut libur. Pada pertemuan sesi ini para siswa kelas literasi mengumpulkan masing-masing karyanya. Kebetulan pada sesi pertemuan sebelumnya, Sabtu penghujung bulan Januari, mereka diinstruksikan untuk menuangkan ide dan kreativitasnya di atas kertas HVS A4. 

Di atas kertas HVS A4 itu mereka bebas menuangkan kreativitas sesuai kehendaknya. Tidak ada paksaan bagi mereka, yang jelas tidak ada batasan tema, genre dan bentuk karya yang hendak dibuat. 

Sebagai hasilnya, ternyata dari mereka semua, sebagian siswa ada yang membuat puisi. Ada pula yang memilih membuat pantun dan satu orang memutuskan untuk menggambar. Sebagai bentuk konkritnya berikut karyanya kami lampirkan di bawah ini. 


Pantun Nasihat

Aishah


Makan gorengan di pinggir kali

Sambil menikmati indahnya sore hari

Walaupun jarak memisahkan diri

Tapi doaku akan selalu menyertai

*****

Rupa-rupa Pantun  

Alya


Jalan-jalan ke Amerika

Sivera pakai baju merah

Kalau kamu tidak suka

Kamu jangan marah-marah

**

Segarnya es rumput laut

Diminumnya di kota Jogjakarta

Mereka yang saling ribut

Dia yang punya diam saja

***

Minum teh hangat-hangat

Minumnya sama kamu

Belajarlah dengan giat

Agar tercapai cita-citamu

*****

Bunga melati wanginya segar

Ditaruh di atas buku

Putih-putih dalam pagar

Coba tebak siapa aku?

*****

Genre Puisi:

Alamku Indonesia

Aida


Alamku Indonesia

Alam yang penuh bahagia

Sawah dan ladang luas menghampar

Bagaikan permadani tergelar


Bermacam-macam bunga bermekaran

Semerbak harum menjadi teman

Pepohonan rindang melambaikan tangan

Menjadi cerita yang tak lekang dilupakan


Lihatlah alamku yang asri nian

Hawanya sejuk menyehatkan 

Hatiku ingin menari

Bagaikan burung yang terbang tinggi


Gunung-gunung menjulang tinggi 

Gelombang laut memecah pantai

Itulah anugerah Tuhan kepada kita

Seluruh bangsa Indonesia 

***********

Ingin Menjadi Dokter

Aruni


Seragam putih menjadi cirimu

Stetoskop tertengger di antara leher dan bahu yang bidang

Tanganmu yang lincah merangkul tanpa memilah-milah

Teruntuk menolong sepenuh hati


Kuingin menjadi dokter

Meneladani jasa sepertimu

Membantu semua orang 

Sehat kembali 


Kamis, 23 Februari 2023

Kelas Pantun

(Dokumentasi pribadi: Anak kelas 4 sedang membuat pantun)


Pergi ke pasar naik sepeda

Ke pasar beli gula

Jangan lupakan orang tua

Agar rezeki kita tetap ada


Cabe merah

Cabe hijau

Jangan marah

Karena gurau

*Dua pantun di atas adalah karya Ananda Hisyam kelas 4 

**************

Pergi ke pasar beli sayur

Sayurnya sayur bayam

Kalau tidur jangan bersiul

Supaya mata tetangga tetap bisa terpejam


Pergi ke restoran bersama keluarga

Yang dibeli cuma ikan pindang

Kalau rindu jangan lupa bersua

Supaya hati kita tetap riang

*Pantun di atas adalah karya Fahmi kelas 4.

*******************

Tuan rumah yang tidak murah hati

Tidak mau memberi sedekah

Coba tebak ini teka-teki

Hewan apa yang punya rumah

*Pantun adalah karya Ananda Alya kelas 4.

Ibuku Pahlawanku

 

(Keterangan foto: Gambar adalah karya Ananda Ghozali kelas 5)


Pergi ke pasar membawa tebu

Pulangnya berjalan kaki

Janganlah membentak ibu

Karena surga di bawah kaki


Pergi ke sawah mencari tebu

Tebu itu manis rasanya

Besar sekali pengorbanan ibu

Hanya surga sebagai ganjarannya 

*Pantun dan gambar dibuat oleh Ananda Ghozali dalam rangka memperingati hari ibu

Jasamu di Pelupuk Mataku

(Dokumentasi pribadi: Ilustrasi Kedekatan Ibu dan Anak)


Ibu istri ayahku

Ibu anak nenek

Ibu anak kakek

Aku anak Ibu


Ibu mutiara hatiku

Malaikat suci nan senantiasa melindungiku

Memupuk tumbuh-kembang kebesaranku

Menanti lukisan senyum menghiasai hari-hariku


Bu, tanpa kusadari setiap waktu

Engkau sosok penikmat sejati kebahagiaanku

Pecinta ulung setiap jengkal sumringah merangkul kujur tubuhku

Tetesan air matamu berkata jujur pada hatiku


Ibu...

Engkau telah merawatku

Menjaga dari segala keburukan yang menimpaku 

Dan engkau tak segan bahkan tanpa ba-bi-bu 

Meluluhlantakkan kekang keluh kesahku


Ibu, engkau semangat hidupku

Jantung dimana aku memupuk harapan dan cita-citaku

Alasan mengapa aku harus menjadi sesuatu

Sukses harus kugenggam sebelum hayat berlalu


Pun sungguh, beribu harapan selalu ku inginkan untuk dirimu

Pintalan do'a terbaik terbumbung setiap waktu

Di sepanjang hirupan nafas dalam hidupku 

Menerobos putaran zaman yang mendikte langkahku


Semoga yang terbaik dapat ku berikan padamu

Karena memang aku punya tekad kuat untukmu

Kendati sangat tak mungkin aku mampu

Menyicil balasan untuk sekian banyak jasa-jasamu

(Karya Ananda Shaquilla kelas 5)


Kasihmu Tak Bertepi

 

(Dokumentasi pribadi: Ananda Shaquilla kelas 5)


Ibu...

Terima kasih telah merawatku

Terima kasih telah menjagaku

Terima kasih telah membesarkanku


Ibu...

Terima kasih telah memaafkanku

Terima kasih telah menjadi bendahara sejatiku

Gunungan terima kasih takan pernah cukup menebus cucuran keringat jerih payahmu


Ibu...

Engkau sebaik-baiknya pahlawanku

Engkau malaikat tak bersayapku

Tanpamu aku tak lebih berharga dari butiran debu


Ibu...

Engkau selalu menghujani hari-hariku dengan kasih sayang tak bertepi

Engkau melimpahkan cinta kasih yang tak mampu ku beli

Terima kasih atas segala hal yang kau berikan padaku sekali lagi


(Karya Ananda Shaquilla kelas 5)

Minggu, 05 Februari 2023

Hati-hati Rentan Penculikan Anak

(Dokumentasi pribadi: Ustadz Ali sedang menyampaikan wejangannya)

Santernya pemberitaan tentang penculikan anak di media sosial menjadi kekhawatiran dan kegetiran tersendiri bagi para orang tua dan masyarakat sekitar. Tak terkecuali lembaga pendidikan sebagai tempat berkumpulnya anak-anak dalam menimba ilmu. Utamanya lembaga pendidikan anak usia dini (PAUD), taman kanak-kanak (TK) hingga sekolah dasar negeri ataupun swasta; umum ataupun berbasis agama. 

Dilansir dari laman resmi tirto.id (27/01/2023) per Januari 2023 telah terjadi 4 kasus penculikan anak di berbagai wilayah. Empat kasus tersebut yakni penculikan Malika di Jakarta Pusat, penculikan Fitria di Cilegon, penculikan dan pembunuhan anak di Makassar dan penculikan anak di Semarang. 

Keempat kasus penculikan anak tersebut dilakukan dengan berbagai cara dan modus. Dari sekian banyak cara penculikan tersebut di antaranya yakni dengan diiming-imingi makanan, uang, berpura-pura menanyakan alamat, dibius dan lain sebagainya. Adapun modus utama penculikan anak tersebut di antaranya hendak dijadikan pengemis, trafficing anak hingga tergiur menjual organ tubuh--utamanya ginjal--sang anak. 

Terupdate, kasus dugaan penculikan anak yang terjadi di SDN 1 Mekarjadi, Kecamatan Sadananya, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat yang diberitakan detik.com (02/02/2023). Berita dengan tajuk Aksi Heroik Kepsek Gagalkan Penculikan Anak SD di Ciamis tersebut memaparkan bahwa terduga pelaku yang berhasil lolos itu menyatroni ruang kelas dengan modus menanyakan alamat rumah kepada seorang siswa kelas 4. 

Tidak hanya itu, bahkan untuk melancarkan niatnya pelaku mengaku sebagai kerabat jauh dari keluarga siswa. Lantas pelaku memaksa sang korban untuk mengantarkan pulang ke rumahnya. Namun, korban menolak karena tidak mengenalinya. Mendapati yang demikian beberapa teman kelasnya melaporkan kejadian tersebut kepada kepala sekolah dengan bergegas. 

Kepala sekolah SDN 1 Mekarjadi pun segera menghampiri pelaku dan korban. Kepala sekolah menanyakan maksud dan tujuan kedatangannya. Sebagai orang yang bertanggung jawab atas keselamatan siswa selama berada di sekolah, beliau pun menegaskan kepada sang siswa untuk memberitahukan alamat yang diminta pelaku. Namun siswa tidak diperbolehkan untuk ikut dengan pelaku, terlebih akhir-akhir ini marak pemberitaan tentang penculikan.

Disebutkan pelaku sempat bersikukuh memaksa korban yang telah menggendong tas untuk pulang dengan menarik tangannya, namun dengan sigap kepala sekolah menegurnya. Pelaku sendiri adalah seorang perempuan dengan ciri-ciri memakai baju biru, memakai masker dan berpostur pendek. 

Kepala sekolah langsung melaporkan kejadian tersebut kepada pihak yang berwenang. Tak ketinggalan pihak sekolah juga berusaha mengkonfirmasi kejadian tersebut kepada pihak keluarga korban. Ada asumsi bahwa mungkin keluarga korban memiliki urusan utang-piutang dan lain sebagai sehingga dicari-cari oleh orang asing. Namun setelah dikonfirmasi pihak keluarga tidak merasa mengutus orang untuk menjemput anaknya, terlebih memiliki masalah utang-piutang. 

Menyikapi hal itu Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPA) Republik Indonesia menghimbau seluruh lapisan masyarakat untuk lebih waspada dan terlibat langsung dalam melindungi anak-anak. Orang tua, guru, pemerintahan, masyarakat dan penegak hukum saling bersinergi melindungi anak-anak, sehingga anak-anak dijauhkan dari berbagai dampak buruk yang senantiasa mengintainya. 

Upaya yang sama juga dilakukan oleh LPIT Baitul Qur'an Tulungagung. Sebagai lembaga pendidikan Islam, Baitul Qur'an memiliki tanggung jawab penuh terhadap keselamatan dan kenyamanan siswa-siswi yang bernaung di dalamnya. Senin (31/01/2023) Ustadz Ali sebagai ketua yayasan memberikan wejangan kepada seluruh siswa-siswi untuk senantiasa menjaga keselamatan dan kesehatan diri. 

Isu penculikan anak dengan berbagai modus hendaknya membuat diri sang anak harus lebih berhati-hati dan mawas diri. Jika didatangi oleh orang yang tidak dikenal 'asing' hendaknya berlari (menghindar). Apabila dikasih makanan oleh orang 'asing' sebaiknya ditolak. Apabila digendong orang asing dengan tiba-tiba maka sebaiknya berteriak dan memberontak semampunya. Dan antisipasi lain yang sekiranya dapat membebaskan diri dari segala bentuk upaya penculikan.

Melihat modus yang ada, maraknya kasus penculikan anak sendiri ditengarai oleh banyak faktor penyebab. Mulai dari lemahnya pengawasan orangtua saat anak-anak bermain di luar rumah; abainya masyarakat sekitar terhadap anak-anak; terdesak kebutuhan ekonomi; kurangnya peran, tugas dan fungsi lembaga pendidikan; adanya kesempatan sampai dengan tidak mampunya anak menjaga diri. 

Temuan fakta yang terjadi mayoritas santri Baitul Qur'an Tulungagung pulang pergi ke sekolah diantar jemput oleh masing-masing orangtua. Kendati demikian tidak sedikit pula santri yang memilih ke sekolah secara mandiri. Pulang pergi bersepeda. Ada pula segelintir santri yang terkadang langganan dijemput dengan ojek online, grab. Dua cara pulang pergi santri ke sekolah yang terakhir itulah yang dipandang rawan sebagai kesempatan penculikan. Dan ini menjadi pusat perhatian utama berbagai pihak sumber daya manusia lembaga yang ada. 

Sebagai solusinya peran guru piket berusaha dimaksimalkan. Utamanya tatkala piket pulang sekolah, guru yang bertugas harus benar-benar jeli dan teliti dengan siapa sosok yang menjemput para santri. Tatkala pembelajaran dihelat, pintu gerbang ditutup rapat-rapat. Semua pasang mata menjadi cctv. Satu sama lain saling memperhatikan dan mengawasi. Jam istirahat sekolah diperketat, dirundung kehati-hatian.

Kehati-hatian tak hanya digalakkan habis-habisan di lingkungan sekolah, namun upaya itu juga harus dipadupadankan dengan dorongan; sistem support dari lingkungan keluarga santri. Alhasil, komunikasi dua arah berusaha dijalin melalui grup WhatsApp himpunan wali santri. Beberapa flyer dan video terjadi dan pencegahan penculikan anak disebarluaskan, dengan harapan pandangan dan pemikiran menjadi simpul satu kesatuan. 

Sinergi antara pihak lembaga dan wali santri ini penting mengingat kedua lokus ini--keluarga dan pendidikan--bersentuhan langsung dengan seberapa besar tingkat kenyamanan dan keselamatan anak-anak. Kenyamanan dan keselamatan anak-anak yang diberikan oleh kedua lokus ini juga turut diperhitungkan dalam membangun keberanian interaksi sosial anak di ruang publik. Sebab tidak sedikit, justru sikap permisif, preventif dan intoleransi yang diberikan kedua lokus terdekatnya menjadikan sang anak lebih nyaman dan merasa bebas mengekspresikan diri di ruang publik.[] (Roni Ramlan)