Senin, 31 Oktober 2022

Fiqih Remaja: Menjaga Kesucian Diri dengan Istinja

 

(Foto: Ustadz Ali sedang mengisi kelas Fiqih Remaja)

Jum'at (21/10/2022) SDIT Baitul Qur'an Tulungagung kembali menggelar kajian fiqih remaja. Kajian fiqih remaja adalah agenda rutin lembaga yang dihelat setiap dua Minggu sekali atau dua kali dalam sebulan. Kajian ini dikhususkan untuk siswa-siswi kelas 5 dan 6. 

Dalam pelaksanaannya kajian fiqih remaja dibagi menjadi dua kelas, yakni kelas putra dan putri. Kelas putra Istikamah dibimbing oleh ustadz M. Ali Said, S. Pd. Sedangkan kelas putri dibina langsung oleh ustadzah Binti Khomsatun, S. HI. 

Adapun materi yang didedahkan dalam kajian fiqih remaja meliputi tiga kategori, yakni bab Thoharoh, bab Ibadah dan bab adab seorang hamba. Muatan bab Thoharoh misalnya materi tentang baligh, haid (menstruasi), nifas, wudu, mandi wajib, air suci dan menyucikan, jenis-jenis air, tayamum, istinja, jenis najis dan lain sebagainya.

Kebetulan materi yang disampaikan oleh ustadz Ali (sapaan akrab) pada Jumat ketiga di bulan Oktober ini adalah tentang istinja. Apa itu Istinja? 

(Foto: Siswa kelas 5 dan 6 sedang mengikuti kelas fiqih remaja)

Dalam kitab Sullamu At-Taufiq Ila Mahabbatillah 'Ala At-Tahqiq karya Syaikh Sayyid Abdullah bin Husain bin Thahir disebutkan bahwa istinja adalah bersuci dari segala benda basah (najis) yang keluar dari dua jalan: qubul dan dubur kecuali air mani dengan menggunakan air atau benda kasar, padat dan suci serta tidak dimuliakan seperti roti. 

Lantas, bagaimana cara dan syarat-syarat untuk beristinja? Apakah sama seperti halnya bersuci menggunakan air pada umumnya?

Lebih lanjut Syaikh Sayyid Abdullah menyebutkan, bahwa beristinja yang baik yakni dengan cara mengusap tiga kali atau lebih tempatnya keluarnya najis sampai bersih. Dengan catatan najis itu tidak belepotan ke mana-mana atau berpindah pada banyak tempat dan keadaannya yang belum kering. Akan tetapi apabila syarat itu tidak terpenuhi maka harus tetap menggunakan air.

Lain halnya dengan pendapat Syaikh Salim bin 'Abdillah bin Sumair al-Hadhrami dalam kitab Safinatun Naja, menyebutkan ada 8 syarat diperbolehkannya beristinja dengan menggunakan benda kasar, padat dan suci (utamanya batu).

Secara rinci kedelapan syarat tersebut ialah sebagai berikut: 

1. Menggunakan 3 buah atau lembar.

2. Yang beristinja harus membersihkan tempat keluarnya najis

3. Najis yang keluar belum kering

4. Najisnya tidak belepotan ke mana-mana (berpindah tempat)

5. Najis tersebut tidak bercampur--atau kedatangan--dengan najis lain

6. Najis yang keluar tidak melewati tempat istinja: dubur dan hasyafah 

7. Najis tersebut tidak terkena air

8. Benda yang digunakan beristinja harus dalam keadaan suci

(Foto: Siswa kelas 5 dan 6 mengikuti kelas fiqih remaja tampak dari belakang)

Merujuk pada syarat-syarat istinja yang harus terpenuhi tersebut ustadz Ali menegaskan, bahwa terdapat 10 adab tatkala istinja. Kesepuluh adab tatkala istinja tersebut, yakni:

1. Tatkala buang hajat sebaiknya seseorang menutup dan menjauhkan diri dari orang-orang di sekitar 

2. Tidak membawa sesuatu yang bertuliskan nama Allah 

3. Membaca ta'awudz dan basmalah sebelum memasuki kakus

4. Tatkala memasuki kakus mendahulukan kaki kiri dan ketika keluar mendahulukan kaki kanan

5. Tidak menghadap ke arah kiblat atau membelakanginya

6. Dilarang berbicara terkecuali dalam keadaan darurat

7. Tidak buang hajat di jalan atau tempat bernaungnya manusia

8. Tidak buang hajat di air yang tergenang

9. Memperhatikan adab ketika beristinja: tidak menggunakan tangan kanan, menggunakan air atau benda suci sebanyak tiga buah dan memerciki kemaluan serta celana untuk menghilangkan was-was

10. Mengucapkan do'a setelah keluar dari kakus

Pengetahuan dasar mengenai istinja ini penting untuk dipahami, sebab berhubungan langsung dengan syarat sah tatkala kita hendak menunaikan ibadah. Selain menjaga kesehatan tubuh secara pribadi, bab Thoharoh juga berdampak pada kesehatan lingkungan dan menentukan tingkat ibadah kita dihadapan Allah SWT. 

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan imam Tirmidzi disebutkan, bahwa: "Sesungguhnya Allah SWT itu suci dan menyukai semua hal yang suci. Allah Maha Bersih dan menyukai kebersihan. Allah SWT Maha Mulia dan menyukai kemuliaan. Allah Maha Indah dan menyukai keindahan. Oleh sebab itu bersihkanlah tempat-tempatmu".

Hadits yang diriwayatkan imam Tirmidzi tersebut setidaknya mampu menjadi bahan evaluasi diri bagi masing-masing kita untuk senantiasa memelihara diri dalam keadaan yang suci. Sebab hanya orang-orang yang suci yang mampu taqarrub illah dan senantiasa mendapatkan lindungan dari-Nya. [Roni Ramlan]

Jangan lupa follow akun media sosial Baitul Qur'an yang lain:

FB: Lpit BaitulQur'an

Ig:  lpitbaitulquran

Yt: LPIT Baitul Qur'an Tulungagung

Minggu, 30 Oktober 2022

Tasmi' Al-Qur'an

 

(Foto: Flayer Tasmi' Al-Qur'an ukhty Nayla Syifa Fawwazah)

Selain murroja'ah, tahsin, menambah hafalan dan sertifikasi, bagian yang tidak dapat dipisahkan dari program Tahfidzul Qur'an di LPIT Baitul Qur'an Tulungagung adalah tasmi' Al-Qur'an. 

Apa itu tasmi'Al-Qur'an? Tasmi' Al-Qur'an secara sederhana bermakna semaan. Menyimak salah seorang hafidz-hafidzah yang membacakan capaian hafalan Al-Qur'an miliknya lantas audiensi yang lain fokus mendengarkan bacaannya.

Dengan demikian, Tasmi' Al-Qur'an dalam konteks ini bermakna kegiatan kelulusan Tahfidzul Qur'an dengan cara memperdengarkan bacaan Al-Qur'an tanpa adanya kesalahan di hadapan para penguji dan audiensi. 

Adapun fokus utama dari kegiatan Tasmi' Al-Qur'an adalah bertujuan untuk mengevaluasi dan memperbaiki hafalan Al-Qur'an siswa/i yang bersangkutan karena disemak dewan penguji dan teman-teman yang lain. 

Atas dasar demikian, kegiatan Tasmi'Al-Qur'an berbeda dengan murroja'ah yang bertujuan untuk memperlancar dan mempertajam hafalan, baik itu hafalan ayat ataupun surat yang lama ataupun yang baru saja dihafal.

Berkenaan dengan Tasmi' Al-Qur'an, Alhamdulillah, Jum'at (28/10/2022) SDIT Baitul Qur'an Tulungagung telah menghelat kegiatan Tasmi'Al-Qur'an. Pada kesempatan ini Ananda Nayla Syifa Fawwazah tampil membacakan hafalan juz 2. Nayla (sapaan akrab) sendiri merupakan salah seorang siswi kelas 4 SDIT Baitul Qur'an Tulungagung. 

Seperti pelaksanaan Tasmi' Al-Qur'an sebelumnya, dalam pelaksanaannya, proses Tasmi' Al-Qur'an dilangsungkan di aula sekolah. Lebih tepatnya di ruang perpustakaan yang merangkap sebagai aula sekolah di lantai 2. 

Selama proses Tasmi'Al-Qur'an berlangsung Nayla duduk di kursi yang telah disediakan sebelumnya. Tepatnya ia duduk di bangku menghadap seluruh siswa-siswi lintas kelas dan seluruh dewan asatidz Tahfidz yang terlibat di dalamnya. Ia membacakan hafalan Al-Qur'an miliknya dengan bantuan microphone. Sementara itu, seluruh audiensi yang hadir menyemak baik-baik bacaannya.

Tak ketinggalan, sebagai upaya pemberitahuan dan ajang dakwah kepada khalayak umum panitia pelaksana Tasmi'Al-Qur'an beberapa hari sebelumnya membuat flayer yang kemudian di-share ke media sosial, utamanya WhatsApp. Sedangkan pada prosesi Tasmi' Al-Qur'an tersebut tak lupa panitia pelaksana juga melakukan streaming via kanal Facebook dan YouTube LPIT Baitul Qur'an Tulungagung.

Melalui kegiatan Tasmi' Al-Qur'an ini, besar harapan kami mampu melejitkan potensi dan motivasi diri seluruh siswa-siswi yang ada di SDIT Baitul Qur'an Tulungagung dalam menghafal Al-Qur'an. Tentu saja, fokusnya bukan hanya sekadar mencetak generasi Qur'ani yang mumtaz hafalan Al-Qur'an-nya melainkan juga mencetak generasi yang berkualitas: pandai secara akademik dan berakhlakul karimah.[Roni Ramlan]

Jangan lupa follow akun media sosial Baitul Qur'an yang lain:

FB: Lpit BaitulQur'an

Ig:  lpitbaitulquran

Yt: LPIT Baitul Qur'an Tulungagung


Anjangsana Tahfidz

 

                           (Foto: Kelompok 1 Anjangsana Tahfidz SDIT Baitul Qur'an Tulungagung)

"Sebaik-baiknya kalian adalah yang belajar Al-Qur'an dan yang mengajarkannya", (HR. Muslim)

Sabtu (29/10/2022) SDIT Baitul Qur'an Tulungagung menghelat kegiatan anjangsana tahfidz. Kegiatan anjangsana tahfidz merupakan program lembaga yang dihelat satu semester sekali. Adapun tajuk yang diusung pada kegiatan anjangsana tahfidz kali ini ialah "Menyambung Ukhuwah dalam Dekapan Al-Qur'an".

Kegiatan anjangsana semester ganjil tahun akademik ini dilakukan di dua tempat: pertama di kediaman Ukhty Iffah Al-Wafa' (kelas 6) yang berlokasi di pondok pesantren Tahfiz Ar-Raudhah sedangkan lokasi kedua di kediaman akhy Rayhan (kelas 2).

(Foto: Kelompok 2 anjangsana tahfidz di kediaman Rayhan)

Pembagian dua lokasi ini berdasarkan pertimbangan daya tampung: kapasitas tempat yang dituju dan kuantitas siswa-siswi SDIT Baitul Qur'an Tulungagung. Di lokasi pertama menampung kelompok kelas 4, 5 dan 6 sementara di lokasi kedua melibatkan kelompok kelas 1, 2 dan 3. 

Dalam pelaksanaannya, acara dimulai dengan melaksanakan salat duha secara berjamaah, berdo'a dan melantunkan Asmaul Husna. Tatkala melafalkan Asmaul Husna posisi siswa-siswi dalam keadaan berdiri sembari melakukan gerakan tangan khusus yang menyimbolkan makna dari Asmaul Husna yang disebutkan. 

(Foto: Kelompok 1 menunaikan salat duha di PP Ar-Raudhah)

(Foto: Kelompok 2 menunaikan salat duha di kediaman Ananda Rayhan)

Setelah selesai, siswa-siswi diinstruksikan untuk duduk rapi. Lantas acara dibuka secara resmi oleh salah seorang ustadz/ustadzah yang ditujuk sebagai petugas. Kebetulan, di lokasi pertama ustadz Biqi as-Saffah yang mengemban tugas untuk membuka acara. Ustadz Biqi duduk di depan para siswa. Ia menjadi pusat utama. Sedangkan dewan asatidz lainnya duduk di depan memenuhi sisi kanan dan kiri ruangan. 

(Foto: Ustadz Biqi membuka acara anjangsana tahfidz kelompok 1 di PP Ar-Raudhah)

Sementara di lokasi anjangsana tahfidz yang kedua diampu oleh ustadz Muhammad Ali Said (selaku ketua yayasan LPIT Baitul Qur'an Tulungagung) memberi muqaddimah acara. Hal itu tampak dari foto yang di-share dewan asatidz di grup WhatsApp dewan asatidz SDIT Baitul Qur'an Tulungagung.

(Foto: Ustadz Ali sedang memberikan muqqadimah di kelompok 2 di kediaman Ananda Rayhan)

Selanjutnya, para siswa dibagi menjadi tiga halaqah. Ketiga halaqah tersebut melakukan murroja'ah juz yang berbeda. Halaqah pertama murroja'ah juz 30. Halaqah kedua murroja'ah juz 29 sedangkan halaqah ketiga murroja'ah sesuai juz hafalan masing-masing: ada yang membaca juz 28 ada pula yang membaca juz 1. 

Masing-masing halaqah kurang lebih berisikan 10-16 orang siswa/i. Alhasil, dengan jumlah itu setiap siswa membaca 1 surat, terkecuali juz 1 yang hanya membaca seperempat atau satu ruku' dari juz tersebut. Lain halnya dengan pelaksanaan anjangsana tahfidz di lokasi kedua yang fokus murroja'ah juz 30 dan melatih semaan.

(Foto: Halaqah kelompok 2 tatkala melakukan murroja'ah)

Murroja'ah selesai. Shahibul bait menjamu partisipan anjangsana tahfidz dengan memaparkan profil pondok pesantren Ar-Raudhah. Mulai dari inspirasi nama, berdiri kapan, program lembaga, prestasi dan lain sebagainya. Dokumentasi perjalanan berdirinya pondok pesantren Ar-Raudhah tersebut dikemas dalam slide show photo ala power point dengan back sound lagu religi Opik. Tak lupa sebelumnya, panitia membagikan brosur lembaga. 

(Foto: selayang pandang PP Ar-Raudhah)

Seusai pengenalan profil lembaga, siswa-siswi dihibur panitia dengan ice breaking permainan estafet bola. Teknisnya,  siswa-siswi diinstruksikan untuk duduk membentuk lingkaran, lantas salah seorang panitia menyanyikan lagu balonku. Bola diestafetkan dari satu siswa ke siswa lainnya. Adapun jika nyanyian itu berhenti, maka siswa terakhir yang memegang bola disuruh maju. 

Terhitung, ada sepuluh siswa-siswi yang berhasil maju ke depan ruangan. Masing-masing siswa-siswi tersebut spontanitas diberi satu pertanyaan dan yang bersangkutan harus mampu memberikan jawaban dengan benar dan tepat. Alhamdulillah, kesepuluh siswa-siswi mampu menjawab pertanyaan dengan benar dan tepat sehingga memperoleh hadiah dari panitia. Mereka duduk pada tempat semula. 

Sebagai pamungkas acara, semua partisipan anjangsana tahfidz kompak foto bersama, bahkan beberapa santriwati pondok pesantren Ar-Raudhah pun sempat bergabung di tengah-tengah kita. Pada sesi foto bersama ini, ustad Biqi bertugas sebagai fotografer. Di samping itu ada juga mbak santriwati pondok pesantren Ar-Raudhah yang berperan sebagai sebagai fotografer.

Foto bersama selesai. Acara secara resmi ditutup kembali oleh ustadz Biqi dengan membaca do'a kafaratul majelis. Siswa-siswi diperkenankan meninggalkan acara, sementara di pintu gerbang shahibul bait sangat sibuk membagikan berkat (berkah khidmat). Panitia begitu jeli dalam mengamati setiap orang yang hadir, sehingga tidak ada satu orang pun yang pulang ke rumah dengan tangan hampa. 

Harapan ke depannya: semoga melalui kegiatan ini siswa-siswi LPIT Baitul Qur'an Tulungagung--utamanya SDIT Baitul Qur'an Tulungagung--tetap memiliki semangat yang tinggi dan motivasi yang kuat dalam menghafal Al-Qur'an, sehingga mereka mampu menjadi cendekiawan muslim sekaligus hafidz-hafidzah yang berintelektualitas dan mengamalkan Al-Qur'an dalam kehidupan sehari-hari.[Roni Ramlan]

Jangan lupa follow akun media sosial Baitul Qur'an yang lain:

FB: Lpit BaitulQur'an

Ig:  lpitbaitulquran

Yt: LPIT Baitul Qur'an Tulungagung


Jumat, 21 Oktober 2022

Komite SDIT Baitul Qur'an Tulungagung Menghelat Jum'at Berkah


(Foto: Komite SDIT Baitul Qur'an Tulungagung prepare untuk kegiatan Jumat Berkah)

Jum'at (21/10/2022) pengurus komite SDIT Baitul Qur'an Tulungagung menghelat kegiatan Jumat Berkah di jalan raya Abdul Fattah IV RT 05 RW 03 desa Mangunsari kecamatan Kedungwaru.

Jalan raya Abdul Fattah IV RT 05 RW 03 desa Mangunsari kecamatan Kedungwaru adalah akses utama menuju TK dan SDIT Baitul Qur'an Tulungagung. Lebih tepatnya, kegiatan ini dilakukan kurang lebih hanya berjarak 30 meter dari LPIT Baitul Qur'an Tulungagung.

Kegiatan Jumat Berkah ini fokus membagikan nasi kontak kepada pengguna jalan raya. Baik itu pengemudi kendaraan roda empat ataupun roda dua, utamanya bagi mereka yang berlalu lalang di sekitar depan gang lembaga sampai dengan perempatan jalan raya Abdul Fattah IV. Syukur alhamdulillah, tidak sampai 1 jam 50 box nasi kotak ludes dibagikan kepada publik.

(Foto: Contoh Nasi Kotak Jumat Berkah)

Kegiatan Jumat Berkah ini diinisiasi langsung oleh pengurus komite SDIT Baitul Qur'an Tulungagung. Kebetulan terdapat 5 orang komite--4 perempuan dan 1 laki-laki--yang terjun langsung ke lapangan. Tak ketinggalan, 2 orang dari pihak yayasan LPIT Baitul Qur'an Tulungagung turut serta dalam kegiatan Jumat Berkah ini.

Saking antusiasnya bahkan ada satu orang komite yang membagikan nasi kontak sembari menggendong buah hatinya. Seakan-akan beliau sedang mengajarkan kepada anaknya (termasuk kita semua) bagaimana cara bersedekah di hari yang mulia. Penghulu hari-hari lainnya yang kita sebut Sayyidul Ayyam. 

(Foto: Komite sedang membagikan nasi kotak kepada pengguna jalan)

Dalam hadits disebutkan, bahwa bersedekah di hari Jumat pagi dan hari-hari lainnya maka akan mendapatkan doa dari para malaikat. Abu Hurairah RA. berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda:

"Ketika hamba berada di setiap pagi, ada dua malaikat yang turun dan berdoa, "Ya Allah berikanlah ganti pada yang gemar berinfak". Malaikat lain berdoa, "Ya Allah, berikanlah kebangkrutan bagi yang enggan bersedekah", (HR. Bukhori dan Muslim).

Lebih jauh, keutamaan bersedekah di hari Jumat sebagaimana ditandaskan bahwa:

"Sedekah di hari Jumat pahalanya seperti sedekah di bulan Ramadan", Ibnu Qayyim Al Jauziyah.

Kegiatan Jumat Berkah ini setidaknya dapat menjadi suri tauladan faktual bagi para siswa-siswi LPIT Baitul Qur'an Tulungagung untuk senantiasa membiasakan berderma (menanamkan nilai-nilai keikhlasan dan membumikan sifat-sifat Ar-Rahman) dan berjiwa sosial. 

Harapan kedepannya melalui kegiatan ini, SDIT Baitul Qur'an Tulungagung tidak hanya melahirkan generasi Qur'ani yang cinta dan hafal Al-Qur'an (hafidz-hafidzah) melainkan juga mencetak rijjalul ghodhi yang memiliki kesalehan spiritual dan kesalehan sosial. Anak yang saleh dan suka berderma hanya akan terlahir dari keluarga yang Istikamah di jalan-Nya, menjalankan syari'at-Nya.[] (Roni Ramlan).



Jangan lupa untuk follow akun media sosial Baitul Qur'an yang lain:

FB: Lpit BaitulQur'an

Ig:  lpitbaitulquran

Yt: LPIT Baitul Qur'an Tulungagung


Senin, 17 Oktober 2022

Gladi Bersih ANBK

 

(Foto: Siswa-siswi kelas 5 sedang gladi bersih ANBK di raungan kelas 5)

Selain menghelat acara refleksi kelahiran Nabi Muhammad SAW pada Senin (17/10/2022) SDIT Baitul Qur'an Tulungagung juga melakukan gladi bersih ANBK khusus untuk kelas 5. Sebelumnya Sabtu (15/10/2022) rencana ini telah diinformasikan terlebih dahulu kepada seleuruh Wali Santri kelas 5 melalui grup Whatsapp.

Berbeda dengan perhelatan simulasi ANBK sebelumnya yang menggunakan ruangan kelas 1 sebagai tempat utama, mengingat koneksi internet tidak sampai di semua ruangan kelas atas:4,5 dan 6 serta aula, utamanya kelas 5. Jika pun sampai jaringannya sangat buruk. Sinyalnya hilang tanpa jejak.

Kendati demikian gladi bersih ANBK sesi ini syukur Alhamdulillah dapat dilaksanakan langsung di ruangan kelas 5. Hal itu disebabkan karena sekolah telah memiliki router baru penunjang stabilitas koneksi internet dalam mengakses website ANBK untuk tetap prima. 

Prima tidaknya koneksi internet memang sangat memengaruhi proses log in dan pengisian ANBK. Jika tidak demikian, proses gladi bersih ANBK akan error dan trouble dalam waktu yang tidak dapat diterka. Jika terjadi trouble atau error bisa jadi siswa yang bersangkutan disuruh mengisi dari halaman pertama.

Router baru ini adalah salah satu sumbangan dari dinas pendidikan kecamatan Kedungwaru. Kebetulan, dua Minggu yang lalu tatkala SDIT Baitul Qur'an Tulungagung menghelat simulasi ANBK yang kedua bantuan itu datang. 

Kedatangan bantuan itu sebenarnya tidak hanya router, melainkan juga 5 buah notebook merk Cross yang disetting khusus hanya untuk mengakses website ANBK dan satu buah proyektor. Notebook dan router baru itu kedatangannya sangatlah tepat. Sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan lembaga. 

Dengan mengandalkan kinerja 5 buah notebook dan router baru yang optimal ini Alhamdulillah gladi bersih ANBK dapat berjalan dengan baik dan lancar. Tentu saja, kehadiran bantuan notebook dan router baru ini sangat bermanfaat bagi menunjang proses terlaksana ANBK dalam waktu dekat dan tahap berikutnya.[] (Roni Ramlan)

          

          Jangan lupa untuk follow akun media sosial Baitul Qur'an yang lain:

          FB: Lpit BaitulQur'an

          Ig:  lpitbaitulquran

          Yt: LPIT Baitul Qur'an Tulungagung

  

 


 


 

Refleksi Kelahiran Nabi Muhammad SAW

(Foto: Ustadz Ali sedang menyampaikan muqqadimah acara)

Senin (17/10/2022) SDIT Baitul Qur'an Tulungagung menghelat acara refleksi kelahiran Nabi Muhammad Saw. Acara refleksi ini diisi dengan nonton bareng film  kisah kelahiran Nabi Muhammad SAW bergenre animasi.

Acara ini diikuti oleh seluruh elemen sumber daya manusia (SDM) yang ada di SDIT Baitul Qur'an Tulungagung. Dewan asatidz dan segenap siswa-siswi kelas 1 sampai kelas 6 kumpul bersama di aula lantai 2 tanpa pengecualian. 

Sebelum film diputar, Ustadz Ali selaku ketua yayasan LPIT Baitul Qur'an Tulungagung tampil sebagai nahkoda acara. Untuk beberapa menit pertama beliau memberikan muqaddimah acara. Beliau duduk di depan sembari memegang microphone.

Adapun isi muqaddimah yang disampaikan meliputi: tentang bagaimana tanda-tanda alam semesta dan kebahagiaan masyarakat Makkah menyambut kelahiran Nabi, kisah Nabi Muhammad SAW tatkala kecil: disusui, diasuh hingga peristiwa bertemu dengan malaikat Jibril, Nabi melalui Yaumil Hujnin sampai dengan tujuan utama dari misi kenabian Nabi Muhammad SAW: menegakan ketauhidan, memperbaiki akhlak dan menuntun umat pada arah yang lebih baik.

Tak ketinggalan, sebagai upaya mengkonfirmasi atas muqaddimah yang telah disampaikan, Ustadz Ali mengajukan beberapa butir pertanyaan kepada seluruh siswa-siswi dengan imbalan jajanan makanan ringan. 

Mengetahui hal itu, sontak dengan penuh semangat para siswa-siswi yang benar-benar mafhum atas materi yang disampaikan dengan percaya diri mengangkat tangan dan dipersilakan maju ke depan. 

Melalui microphone yang telah disediakan siswa yang bersangkutan menjawab pertanyaan tersebut dengan lantang sembari menghadap ke arah teman-temannya yang lain. 

Setelah jawaban dipandang valid dan benar,  lantas sang anak menerima jajanan. Hampir semua anak yang menerima jajanan kembali ke tempat duduk semula sembari melukis senyum yang menawan di wajahnya. Kurang lebih 5 orang siswa-siswi berhasil menjawab pertanyaan yang diajukan dengan benar.

Setelah muqaddimah selesai, barulah  nonton bareng kisah kelahiran Nabi Muhammad Saw. sebagai acara inti dimulai. Siswa-siswi dengan khidmat menghayati setiap ceruk bagian dari film yang dipertontonkan. Kurang lebih dalam durasi 15 menit film itu diputarkan. 

(Foto: Siswa-siswi sedang nonton bareng film kelahiran Nabi Muhammad SAW di aula)

Seusai film berakhir, lantas disambung dengan sedikit pemaparan pengumuman yang disampaikan oleh Ustadz Imam selalu kepala sekolah SDIT Baitul Qur'an Tulungagung. Sebagai penutup, acara dipungkas dengan membacakan do'a kifaratul majelis bersama-sama.

Dari acara ini, sebagai umat Islam, para siswa-siswi sudah selaiknya meneladani Rasulullah SAW. Mulai dari sifatnya: Siddiq (jujur), amanah (dapat dipercaya), tabligh (penyampai pesan/Da'i) dan Fathonah (cerdas), kemuliaannya, hingga menambah kecintaan kita terhadap beliau sehingga kita semua mendapatkan syafa'at beliau di akhirat kelak. Amin.[] (Roni Ramlan)

(Foto: Siswa-siswi sedang nonton bareng film kelahiran Nabi Muhammad SAW di aula)

Jangan lupa untuk follow akun media sosial Baitul Qur'an yang lain:

FB: Lpit BaitulQur'an

Ig:  lpitbaitulquran

Yt: LPIT Baitul Qur'an Tulungagung


Rabu, 12 Oktober 2022

SDIT Baitul Qur'an Menghelat PTS

(Foto: Siswa-siswi kelas 5 sedang mengerjakan PTS)

Rabu (5/10/2022) SDIT Baitul Qur'an mulai menghelat kegiatan penilaian tengah semester (PTS). Merujuk pada kebiasaan yang berlaku di lembaga, jadwal ini mundur dua hari dari jadwal yang telah ditentukan oleh dinas pendidikan pemuda dan olahraga kabupaten Tulungagung. 

Tiga hari pertama PTS, siswa-siswi mengerjakan soal ujian mata pelajaran keagamaan yang terdiri dari Akidah Akhlak, Fiqih, Bahasa Arab, Hadits dan sejarah kebudayaan Islam (SKI). Lima soal mata pelajaran keagamaan itu dibuat langsung oleh masing-masing guru yang mengampu mata pelajaran tersebut. 

Selama tiga hari itu siswa-siswi pulang sekolah lebih awal dari biasanya, yakni pukul 10.30 WIB. Khusus hari Jum'at, siswa-siswi pulang pukul 09.30 WIB. Selebihnya, bahkan berlaku juga sampai sekarang para siswa pulang pukul sebelas tepat. Kecuali hari Jum'at dan Sabtu.

Lain halnya dengan kelas 5, tatkala semua kelas telah mulai mengerjakan soal PTS, mereka justru harus berjibaku dua kali untuk melakukan simulasi kedua ANBK. Di pagi hari Rabu 13 orang siswa-siswi mula-mula melakukan simulasi ANBK, setelah selesai barulah mereka mengerjakan soal PTS sesuai jadwal yang berlaku. Kendati demikian, pada kenyataannya mereka tetap pulang sekolah tepat waktu. 

(Foto: Siswa-siswi kelas 5 melakukan simulasi ANBK)

Simulasi ANBK tersebut dilaksanakan selama dua hari, yakni Rabu dan Kamis. Dua hari tersebut dialokasikan: satu hari untuk mengerjakan soal simulasi berbasis literasi dan hari yang kedua dikhususkan untuk mengerjakan soal berjentre numerasi. Alhamdulillah, simulasi ANBK itu berjalan dengan lancar.

Sekarang, yang sedang dihadapi para siswa adalah PTS yang terhitung tinggal dua hari ke depan. Itu berarti SDIT Baitul Qur'an menghelat kegiatan PTS genap selama sembilan hari. 

Besar harapan kami: Semoga para siswa dimudahkan dalam mengerjakan setiap soal PTS. Bagaimanapun tujuan utama dari pelaksanaan kegiatan PTS gasal ini tidak lain berfungsi sebagai barometer efektivitas, efisiensi dan wujud evaluasi terhadap proses pembelajaran selama tiga bulan terakhir.

Di samping itu, melalui PTS sejatinya beberapa sikap yang ada di dalam diri para siswa sedang diuji. Mulai dari kejujuran, kedisiplinan, menyelesaikan tanggung jawab, memantik jiwa-jiwa kompetitif dan sportivitas serta mengukur tingkat kecerdasan yang dimiliki masing-masing siswa. [] (Roni Ramlan)

Jangan lupa untuk follow akun media sosial Baitul Qur'an yang lain:

FB: Lpit BaitulQur'an

Ig:  lpitbaitulquran

Yt: LPIT Baitul Qur'an Tulungagung

Senin, 10 Oktober 2022

Menjadi Siswa yang Beradab

(Foto: Siswa-siswi sedang mengikuti apel pagi)

Senin (10/10/2022) SDIT Baitul Qur'an Tulungagung mengawali hari keempat Penilaian Tengah Semester (PTS) dengan apel pagi. Kebetulan Senin ini Ustadzah Binti (sapaan akrab) yang menjadi petugas motivator apel pagi tampil dengan penuh semangat dan penyampaikan petuah bijak dengan sangat berapi-api. Kebetulan apel pagi ini mengusung tajuk Menjadi Siswa yang Beradab. Menurut beliau terdapat banyak ciri, karakteristik dan kategori santri yang beradab akan tetapi pada pagi ini beliau hanya akan menyampaikan 5 ciri saja. Kelima ciri tersebut, yakni niat yang baik, berdoa terlebih dahulu, bersungguh-sungguh dalam mencari ilmu, menghormati dewan asatidz dan mengamalkan ilmu.


Niat yang Baik

Niat menjadi titik tolak bagaimana cara seseorang melakukan sesuatu. Alasan mendasar (baca: motif menjadi sangkar timbulnya suatu tindakan dalam kajian sosial) mengapa seseorang bertindak. Jika niatnya baik maka baik pula sesuatu yang dikerjakannya. Begitupun sebaliknya. 

Seorang pelajar sudah selaiknya tatkala berangkat dari rumah ke sekolah memiliki niat yang tulus untuk mencari ilmu. Bukan sekolah semata-mata untuk meraih nilai yang baik dan supaya mendapatkan pujian dari sesama manusia: teman, orangtua dan asatidz. Justru yang demikian itu adalah niat yang sia-sia belaka. Sebab niat yang disandarkan atas kepentingan manusia tak bernilai di hadapan Allah SWT. 

Bersusah-susah payah kita bersolek dan sibuk membuat citra diri sepihak akan tetapi berakhir tanpa nilai yang membuat kita sejahtera dunia dan akhirat. Pun pahala tidak dapat direngkuh pada akhirnya. Inilah yang disebut niat yang tidak ada nilainya dan sia-sia belaka.


Berdoa Terlebih Dahulu

Dalam implementasinya, niat yang baik saja tidaklah cukup melainkan harus disertai  dengan pelafalan, pemanjatan dan pengamalan doa sebelum melakukan seluruh aktivitas yang kita lakukan. Mengapa demikian? Sebab do'a adalah salah satu kunci keberhasilan atas terlaksananya tindakan sesuai dengan niat baik semula. 

Niat yang baik bisa saja terhenti pada tahapan niat semata tanpa ada aksi nyata. Maka dengan berdoa terlebih dahulu kita akan fokus pada tujuan sekaligus dihindarkan dari polemik keadaan yang menyebabkan kita lupa atas niat yang sempat terhujamkan semula. Rangkaian do'a pembuka kegiatan itu jika dianalogikan seperti kran yang kemudian dapat mengalirkan limpahan keberkahan dari setiap kegiatan yang kita lakukan.

Mungkin saja tindakan yang kita lakukan itu tampak sederhana dan biasa-biasa saja akan tetapi karena do'a yang kita panjatkan sebelumnya keberkahan dari aktivitas itu akan kita tuai dan rasakan di kemudian hari. Sama halnya tatkala kita belajar, dengan berdo'a terlebih dahulu mungkin saja tatkala penyampaian materi dalam proses pembelajaran tidak kita pahami sepenuhnya, akan tetapi karena keberkahan do'a yang ikhlas kita panjatkan, pemahaman itu akan datang dengan sendiri, meski melalui jalan yang tak pernah kita duga.


Bersungguh-sungguh dalam Mencari Ilmu

Poin penting selanjutnya yang wajib dimiliki oleh seorang pelajar adalah bersungguh-sungguh dalam mencari ilmu. Selaiknya siswa-siswi mengikuti seluruh rangkaian pembelajaran di sekolah dengan sungguh-sungguh dengan maksud hendak meninggalkan kebodohan dan menambah wawasan ilmu pengetahuan. 

Dengan bersekolah sejatinya setiap anak sedang jihad mengatasi ketidaktahuannya, menunaikan kewajiban sebagai seorang hamba dalam tholibul ilmi dari lahir sampai tutup usia kelak, dan sedang menyiapkan yang terbaik untuk masa depan masing-masing diri mereka sendiri. Sebab yang akan berproses jatuh bangun melewati setiap tahapan, menghadapi ujian hingga mencicipi hasilnya kelak adalah diri mereka sendiri bukan orang lain. 

Semua orangtua tentu akan merasa bangga, bahagia dan beruntung tatkala memiliki seorang anak yang senantiasa bersungguh-sungguh dalam mencari ilmu hingga akhirnya mencapai cita-cita dan kesuksesan di dunia maupun di akhirat. Hanya dengan bersungguh-sungguh dalam mencari ilmu kita akan mampu menuai hasil kerja keras kita. Sebab bersungguh-sungguh dalam mencari ilmu itu ibarat menyusun pondasi rumah yang kemudian menentukan seperti apa hasil, wujud-bentuk dan isinya. 

Kewajiban bersungguh-sungguh dalam mencari ilmu ini tidak hanya berlaku bagi seorang pelajar yang umumnya dikonotasikan kepada siswa-siswi melainkan juga berlaku bagi semua asatidz dan khalayak umum lainnya. Kenapa demikian? Sebab seorang manusia pada dasarnya akan menjadi bodoh dan hina tatkala berhenti belajar. Terlebih lagi, manusia tempatnya salah dan lupa. Mahalul khotho' wa nisyan. 

Tidak ada opsi lain untuk menjadi manusia seutuhnya, kecuali terus belajar menjadi pembelajaran sejati. Sebab hanya dengan menjadi pembelajar sejati diri kita akan terus diperbaiki, ter-uprage setiap waktu dan sadar diri. 


Menghormati Dewan Asatidz

Hal yang paling krusial dan penting untuk menjadi santri yang beradab adalah menghormati seorang guru (asatidz-asatidzah). Sebab guru adalah ibarat ranting-ranting pohon tersampaikannya ilmu kepada segenap siswa-siswi. Tanpa asatidz-asatidzah seorang siswa akan sukar mencari tahu, hilang arah dan jauh dari maksud yang hendak dituju.

Keridaan dan keikhlasan asatidz-asatidzah adalah kunci utama keberhasilan siswa-siswi mampu menangkap ilmu yang diajarkan di dalam kelas. Maka atas dasar itu semua selaiknya seorang pelajar menghormati dan memuliakan seorang guru. Ketika bertemu atau berpapasan di jalan ucapkan salam. Tatkala kita hendak menghadap utamakan sikap tawadhu' (andap asor; rendah hati), bertutur kata dengan sopan santun dan menampilkan senyuman. 

Melalui sikap menghormati dan memuliakan guru inilah siswa-siswi akan memperoleh pemahaman dan keberkahan atas tersampaikannya ilmu. Sebab guru yang baik akan senantiasa memanjatkan do'a, harapan, riyadhoh dan ikhtiar yang terbaik untuk semua anak didiknya tanpa terkecuali.

Sebaliknya, seorang siswa yang tidak menghormati dan memuliakan gurun maka proses pembelajarannya akan menjadi jauh lebih sulit. Ikhtiarnya akan bernilai sia-sia karena pintu masuknya ilmu ke dalam kalbu akan terus tertutup tanpa rida dan ikhlas yang diberikan oleh seorang guru. Ilmu tidak akan pernah bisa masuk ke dalam hati yang keras, kotor dan gelap gulita. Sebab ilmu sendiri sifatnya seperti cahaya. Menerangi dan memudahkan tindak-tanduk setiap orang yang memiliki hati yang tulus, bersih dan sehat.


Mengamalkan Ilmu 

Sedangkan poin pamungkasnya adalah mengamalkan ilmu. Ilmu tidak hanya untuk dipelajari, dipahami dan dihafalkan begitu saja melainkan pengamalan atas suatu ilmu yang dipelajari adalah postulat utamanya. Mengamalkan ilmu yang dipelajari itu jauh lebih penting daripada kita pandai dalam berjubel teori. Mengapa demikian? Sebab seorang yang paham akan ilmu belum tentu mampu mengamalkan ilmu yang ia tahu. 

Atas dasar demikian maka ada tiga kategori orang yang berilmu, yakni ia tahu tapi tidak bermanfaat untuk dirinya, ia tahu tapi ia enggan mengamalkannya dan ia tahu sedangkal apa ilmu yang dimilikinya akan tetapi dengan bergegas ia menyeimbangkan dengan mengamalkannya. Kategori orang yang berilmu ketiga itulah yang harus kita contoh. 

Jenis orang yang berilmu satu dan dua  seperti halnya pepatah orang Arab: "Al Ilmu Bila Amalin Kasyajari Bila Tsamarin (ilmu tanpa amal ibarat pohon tanpa buah)". KH. Kamuli Khudlori menegasakan bahwa: "pohon harus bisa berbuah, ilmu yang sudah didapat harus diamalkan agar bisa lebih bermanfaat". Itu berarti sama dengan ilmu tanpa amal adalah gila, sedang amal tanpa ilmu adalah sia-sia. 

Hal yang demikian senada dengan pernyataan sahabat Rasulullah Saw yang ketiga, Utsman bin Affan pernah berkata: "Tanpa ilmu, amal tidak ada gunanya. Sedangkan ilmu tanpa amal adalah hal yang sia-sia".

Beruntunglah jenis orang yang berilmu ketiga, karena kesadarannya atas ilmu yang dibarengi dengan amal tidak lain sejatinya memperoleh dua keutamaan dalam menjalankannya: kebaikan atas dirinya dan keberkahan atas ilmu yang dipraktekkannya. Tidak menutup kemungkinan pula keberkahan dan kebaikan itu muncul tatkala ilmu itu diamalkan dan dipraktekkan oleh orang lain yang menerimanya. 

Di samping itu, jenis orang yang berilmu ketiga ini jug termasuk sebagai kategori golongan dalam hadits yang diriwayatkan oleh imam Ahmad, ath-Thabroni, ad-Duruqutni yang kemudian dihasankan oleh Al-albani dalam Shahihul Jami' 3289: "Khairunnaasi Angfa'uhum Lin Nasi (sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia (orang lain)". [] (Roni Ramlan)

Jangan lupa untuk follow akun media sosial Baitul Qur'an yang lain:

FB: Lpit BaitulQur'an

Ig:  lpitbaitulquran

Yt: LPIT Baitul Qur'an Tulungagung

Minggu, 09 Oktober 2022

Hartamu Investasi Akhiratmu

Eksistensi lembaga pendidikan Islam pada dasarnya adalah simbol syi'ar agama Islam. Melalui lembaga pendidikan Islam kita semua berharap mampu melahirkan umat-- generasi muda-- yang memiliki budi pekerti luhur, berintelektualitas tinggi dan ghirah (semangat juang) yang Istikamah dalam menyongsong kejayaan Islam di masa depan.

Semangat itu pula yang kemudian menjadi marwah lahirnya LPIT Baitul Qur'an. Sehingga semua pemikiran, langkah dan tindakan yayasan semata-mata ditujukan untuk kepentingan dakwah sesuai dengan manhaj salafus salih, meningkatkan ukhuwah islamiah dan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya kepada kaum muslimin, umumnya kepada khalayak melalui bidang pendidikan.

Yang demikian itu sebagaimana terdeskripsikan jelas dalam visi dan misi LPIT Baitul Qur'an. Menyelenggarakan pendidikan Islam terdepan dalam melahirkan generasi dan pemimpin yang berkepribadian Al-Qur'an adalah visi yang kami genggam. 

Adapun misi utama LPIT Baitul Qur'an adalah: 

1. Mendirikan pendidikan berkurikulum Al-Qur'an dengan mengajak kaum untuk kembali mempelajari, mentadaburi, menghafalkan dan mengamalkan Al-Qur'an kehidupan sehari-hari.

2. Menyiapkan generasi dan calon pemimpin yang berakhlakul karimah, cerdas, unggul, tangguh dan berkepribadian Al-Qur'an dan As-sunah 

3. Melaksanakan dakwah Islamiyyah kepada masyarakat luas demi terbentuknya umat Islam sebagai khoirul ummah.

4. Menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dan terjangkau.

Sebelas tahun berjalan, visi dan misi LPIT Baitul Qur'an itu telah kami jalankan dan wujudkan. Selama itu pula sarana-prasarana, manajemen pengelolaan dan sumber daya manusia (SDM) lembaga yang ada terus kami tingkatkan demi mendapatkan hasil yang maksimal dan yang dikehendaki.

Awalnya semua baik-baik saja. Semua aktivitas pembelajaran berjalan dengan lancar dan tidak ada hambatan yang berarti karena memang sarana-prasarana dan SDM yang ada linier dengan kuantitas siswa-siswi dua lembaga pendidikan formal yang ada: TK dan SD Baitul Qur'an. Akan tetapi seiring dengan bertambahnya kuantitas siswa-siswi TK dan SD Baitul Qur'an yayasan LPIT Baitul Qur'an mulai mendapatkan hambatan dan rintangan yang benar-benar mengganggu siklus pertumbuhan dan perkembangan lembaga.

Apa saja hambatan dan rintangan yang kami hadapi? Bentuknya seperti apa? Apakah itu berwujud sarana-prasarana? SDM yang kurang mumpuni atau memang manajemen pengelolaan lembaga yang tidak bermutu? 

Jika dideskripsikan secara gamblang, adapun hambatan dan rintangan yang benar-benar kami hadapi belakangan ini ialah mewujud kurangnya sarana lembaga yang tersedia. Mulai dari tidak adanya masjid, kelas yang tersedia tidak memadai:  tidak sesuai dengan membludaknya jumlah siswa-siswi dan belum adanya asrama LPIT Baitul Qur'an. 

Beberapa kasus yang kerap kali kami temukan di sekolah, misalnya kami harus melaksanakan upacara bendera dan apel pagi di halaman sekolah yang sangat terbatas dan sempit, menunaikan salat berjamaah secara terpisah dan bergilir--sebagian di musala dan sebagian yang lain di aula sekolah yang merangkap sebagai perpustakaan--kelas atas: 4, 5 dan 6. Tidak adanya tempat bermain dan lapangan yang layak untuk menghelat latihan pendidikan jasmani dan olahraga juga turut kami rasakan selama ini.

Sebagai dampaknya, keadaan tersebut semakin mendeskreditkan status dan peran sekolah sebagai tempat yang nyaman untuk berinteraksi dan efektivitas menjalankan rutinitas pembelajaran sehari-hari siswa-siswi selama di sekolah. Sekaligus menghambat pertumbuhan dan perkembangan lembaga pendidikan formal di bawah naungan LPIT Baitul Qur'an. 

Hambatan-hambatan tersebut tentu menjadi salah satu pertimbangan penting yayasan mencari solusi jitu dan tepat untuk kebaikan lembaga di kemudian hari. Atas dasar demikian itulah yayasan memandang perlu adanya tambahan dan perluasan lahan yayasan LPIT Baitul Qur'an. Terkait kebutuhan itu kebetulan di samping sekitar sekolah terdapat beberapa tanah yang dijual. Tanah yang strategis untuk mengembangkan dan memperluas lahan yayasan LPIT Baitul Qur'an.

Akan tetapi untuk pembebasan lahan itu yayasan tidak memiliki dana yang mencukupi. Maka kerja sama yang melibatkan berbagai macam elemen yang ada di lingkungan lembaga: Yayasan, wali santri dan khalayak masyarakat menjadi solusi jitu memperjuangkan pembebasan lahan tersebut. Dengan tujuan, bantuan dari berbagai elemen ini akan meringankan beban sekaligus segera terwujudnya hajat tersebut.

Firman Allah SWT dalam surah Al-Munafiqun ayat 10-11 menegasakan:

"Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata, "Ya, Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)-ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh? Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan". 

Redaksi dua ayat tersebut mengajak seluruh umat muslimin untuk memanfaatkan harta yang dimiliki dengan baik melalui bersedekah dan membelanjakan harta untuk bekal kita di akhirat kelak. Salah satu contoh yang relevansi dengan redaksi ayat tersebut adalah mewakafkan harta kita untuk pembebasan tanah yang ada di samping sekitar sekolah LPIT Baitul Qur'an. Sebab harta yang kita miliki pada dasarnya adalah ladang investasi amal jariyah di akhirat kelak. Hanya harta yang disedekahkan, diinfakkan dan diwakafkan kepada kebaikan yang akan kita bawa sekaligus dinikmati di akhirat kelak. 

Terakhir, besar harapan kami khalayak umum dengan hati yang lapang (tulus dan ikhlas) bersedia menyisihkan sedikit hartanya untuk saling bahu-membahu membantu pembebasan lahan untuk pengembangan yayasan LPIT Baitul Qur'an. Tidak lain dan tidak bukan, upaya itu semata-mata untuk peradaban Islam yang lebih baik. 

Bagi Anda yang hendak mendonasikan sebagian hartanya untuk pembebasan lahan untuk perluasan kelas, pembangunan masjid dan asrama LPIT Baitul Qur'an Tulungagung bisa langsung datang ke Sekretaris LPIT Baitul Qur'an atau transfer via bank Muamalat 746 0011413 (an. Yayasan Rumah Tahfidz Baitul Qur'an Tulungagung). Informasi lebih lanjut bisa hubungi nomor: 0812 3410 4444 (Abu Azma).[] (Roni Ramlan).


Jangan lupa untuk follow akun media sosial Baitul Qur'an yang lain:

FB: Lpit BaitulQur'an

Ig:  lpitbaitulquran

Yt: LPIT Baitul Qur'an Tulungagung

Selasa, 04 Oktober 2022

Sertifikasi Tahfidzul Qur'an


(Foto: Azzam Miqdad)


Alhamdulillah, Senin (03/10/2022) SDIT Baitul Qur'an Tulungagung telah melakukan sertifikasi Tahfidzul Qur'an juz 29 atas nama ananda Azzam Miqdad. Azzam (sapaan akrab) sendiri adalah salah satu siswa kelas 6 di SDIT Baitul Qur'an.

Proses sertifikasi Tahfidzul Qur'an dilaksanakan di pondok pesantren Ar-Raudhah Botoran Tulungagung. Pondok pesantren yang tumbuh-kembang di bawah asuhan Hj. Robiah Al Adawiyah, Lc. Selain pengasuh pondok pesantren Ar-Raudhah, beliau juga berperan sebagai direktur Tahfidzul Qur'an di LPIT Baitul Qur'an. 

Dalam pelaksanaannya, ananda Azzam dites seberapa kuat tingkat ingatan, fashohah dan tartil bacaan hafalan Al-Qur'an juz 29. Hj. Robiah menguji seberapa kuat hafalan santri yang bersangkutan dengan cara melanjutkan bacaan, menyebutkan ayat sebelum atau pun sesudahnya, menyebutkan letak dan jumlah ayat sampai dengan mengevaluasi bacaan: ketepatan makhorijul huruf dan tajwidnya.

Setelah selesai, barulah kualitas hafalan Al-Qur'an siswa yang bersangkutan dinilai. Apakah mendapatkan predikat dhoif, hasan, shahih atau mumtaz. Predikat itu diberikan sesuai dengan hasil ujian. Apabila hasil ujiannya masih belum sesuai dan mencapai standarisasi yang telah ditentukan maka hafalan akan terus diperbaiki hingga tersemat predikat mumtaz.

Program sertifikasi Tahfidzul Qur'an ini bertujuan untuk menyeragamkan dan membuat standarisasi mutu bacaan hafalan Al-Qur'an hafidz/hafidzah selaku generasi Qur'ani di lingkungan SDIT Baitul Qur'an. Program sertifikasi Tahfidzul Qur'an ini secara khusus ditujukan kepada seluruh siswa (hafidz/hafidzah) yang telah menyelesaikan sebagian atau seluruh hafalannya.

Tidak ketinggalan, proses sertifikasi Tahfidzul Qur'an ini juga didokumentasikan melalui akun media sosial yang dimiliki oleh lembaga. Baik itu melalui live streaming via kanal Instagram atau pun Facebook. Akan tetapi kebetulan kanal media sosial yang kerap digunakan untuk live streaming proses sertifikasi lebih sering menggunakan akun Facebook LPIT Baitul Qur'an.

Dokumentasi di kanal media sosial ini penting dilakukan sebagai ajang dakwah bil qodam. Sebab tidak menutup kemungkinan, para viewer yang menyaksikan proses sertifikasi Tahfidzul Qur'an itu akan terketuk hatinya sehingga tercerahkan dan memutuskan diri untuk menjadi seorang hufadz. Fastabiqul Khoirot dan amar makruf nahi mungkar adalah tujuan utama dari program dokumentasi via kanal media sosial, selain branding dan promosi lembaga tentunya.

Dalam sebuah hadits disebutkan syafaat dari menghafal Al-Qur'an:

"Barang siapa membaca dan menghafalkannya, maka Allah akan memasukkannya ke dalam surga serta akan memberi syafaat kepada sepuluh orang dari keluarganya yang seharusnya masuk neraka", (H. R. Ibnu Majah). 

Riwayat hadits lain menyebutkan bahwa: Ditawarkan kepada penghafal Al-Qur'an, "baca dan naiklah ke tingkat berikutnya. Baca dengan tartil sebagaimana dulu kamu mentartilkan Al-Qur'an ketika di dunia.  Karena kedudukanmu di surga setingkat dengan banyaknya ayat yang kamu hafal", (H. R. Abu Daud 1466, Turmudzi 3162 dan dishahihkan Al-Albani). (Roni Ramlan)

Jangan lupa untuk follow akun media sosial Baitul Qur'an yang lain:

FB: https: Lpit BaitulQur'an

Ig: https: lpitbaitulquran

Senin, 03 Oktober 2022

LPIT Baitul Qur'an Launching Kajian Keluarga


(Foto: Ustadz Marzan dan Ustadz Ali sedang membuka aca kajian keluarga)

Selain menghelat pelatihan penyeragaman dan standarisasi dalam penerapan Tahsin dan Tahfidz yang dikhususkan untuk dewan asatidz SDIT Baitul Qur'an, Sabtu (01/10/2022) LPIT Baitul Qur'an juga melaunching kajian keluarga yang bertempat di musala Baitul Qur'an.

Kajian ini dibentuk sebagai wadah interaktif, bimbingan, pembinaan dan kajian ta'lim wali santri Baitul Qur'an. Dengan demikian, agenda kajian keluarga ini secara khusus ditujukan untuk meng-upgrade wawasan dan ilmu pengetahuan serta sebagai upaya penyatuan pandangan para wali santri dalam membangun keluarga bahagia bersama Al-Qur'an.

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata: "Barang siapa yang ingin tinggal di taman-taman surga di dunia, maka hendaklah dia menempatkan dirinya di majelis ilmu, karena majelis ilmu itu adalah taman surga", (Al Walibush Sayyib, hal. 146).

Kajian ini penting dilakukan, mengingat untuk melahirkan generasi Qur'ani yang berkualitas, berakhlakul karimah dan berintelektualitas tidak lepas dari kerja sama tiga komponen utama, yaitu support dari orang tua, dibimbing oleh asatidz yang berkompetensi dan menggunakan metode yang memiliki standarisasi. 

Ketiga komponen itu saling bersinergi mengokohkan satu sama lain. Jika salah satu di antara tiga komponen itu rusak maka tidak akan maksimal dalam upaya mencapai tujuan yang dikehendaki bersama. Jikalau proses pembentukan generasi Qur'ani hanya dilengkapi oleh Marwah dua komponen utama maka hasilnya pun tidak akan maksimal, jauh dari kata sempurna. 

Kajian sesi perdana ini dinarasumberi oleh Ustadz Marzan Safrudin, S. Pd. I., M. Pd. --selaku kepala madrasah SMP SMA Ar-Rahmah Hidayatullah Malang-- dengan mengusung tema "Menjadi Orangtua Idaman". Fokus dari kajian sesi perdana ini adalah mengajak para wali santri supaya mampu menjadi sosok tauladan sekaligus alasan (motivasi) para santri untuk semangat dalam mempelajari dan menghafal Al-Qur'an. 

Memilih sosok idola yang baik dan sesuai dengan ajaran agama Islam menjadi kunci utamanya. Sebab tidak menutup kemungkinan, seorang anak akan tumbuh-kembang meniru siapa sosok idola yang diidam-idamkan. Sebagai solusinya maka sosok yang paling dekat dengan sang anak memiliki tanggung jawab untuk mengarahkan, membimbing dan mendukung sang anak menjadi generasi Qur'ani yang berkualitas dan bermutu.

Misalnya kita bisa meneladani kapabilitas para sahabat, tabi'in dan ulama-ulama Islam yang memutuskan diri menjadi seorang hufadz namun tetap mumpuni secara intelektualitas keilmuan Islam lainnya. Baik itu ilmu kedokteran, sains, matematika, politik, hukum, sosiologi, ushul fiqih, sejarah, dan lain sebagainya. 

Ustman bin Affan R. A. berkata: Bahwa Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sebaik-baiknya kalian adalah yang belajar Al-Qur'an dan mengajarkannya ", (H. R. Bukhori).

Syukur alhamdulillah, agenda kajian keluarga perdana ini terlaksana dengan baik dan lancar. Kelancaran kajian keluarga perdana ini tidak lain berkat kerja sama di antara tiga pihak: panitia pelaksana, narasumber dan partisipasi wali santri yang terhitung jumlah kehadirannya mencapai 50%. 


(Foto: Wali santri yang berpartisipasi dalam kajian keluarga)

Untuk selanjutnya, insyaallah kajian keluarga ini akan secara rutin dilakukan satu bulan sekali dengan narasumber yang berbeda-beda. Harapan ke depannya, semoga seluruh wali santri dapat berpartisipasi dalam agenda kajian keluarga sesi selanjutnya. Amin. (Roni Ramlan)

Jangan lupa untuk follow akun media sosial Baitul Qur'an yang lain:

FB: https: Lpit BaitulQur'an

Ig: https: lpitbaitulquran

Minggu, 02 Oktober 2022

Upgrade Kualitas Tahsin dan Tahfidz melalui Metode Ummi



(Keterangan Foto: Ustadz Muzayin Abdullah, M. Pd. sedang mengajarkan membaca jilid Ummi)

Sabtu, (01/10/2022) LPIT Baitul Qur'an Tulungagung mengawali bulan dengan dua kegiatan yang luar biasa: Pelatihan penyeragaman dan standarisasi dalam penerapan Tahsin dan Tahfidz serta launching kajian keluarga. 

Pelatihan penyeragaman dan standarisasi dalam penerapan Tahsin dan Tahfidz secara khusus diperuntukkan bagi seluruh dewan asatidz SDIT Baitul Qur'an. Baik itu guru wali kelas, guru mata pelajaran atau pun Tahfidzul Qur'an. Alhamdulillah, pelatihan ini diikuti oleh seluruh dewan asatidz, terkecuali satu orang asatidz yang berhalangan hadir dikarenakan mengikuti kegiatan masa orientasi mahasiswa baru di Universitas Terbuka Malang. 

Dalam pelaksanaannya, pelatihan ini dikomandoi oleh tim asatidz metode Ummi Pondok Pesantren Ar-Rahmah Hidayatullah Malang, yakni Ustadz Marzan Safrudin, S. Pd. I., M. Pd., Ustadz Gatot Manisya Aban, M. Pd. I. dan Ustadz Muzayyin Abdullah, M. Pd. Ketiga fasilitator tersebut menjadi nahkoda materi sesuai agenda yang terjadwalkan.

Mulanya acara pelantihan dibuka dengan sambutan dari ketua yayasan LPIT Baitul Qur'an, Ustadz M. Ali Said, S. Pd. Kemudian disusul dengan pengantar dari tim asatidz metode Ummi Pondok Pesantren Ar-Rahmah Hidayatullah Malang yang disampaikan oleh Ustadz Marzan Safrudin, S. Pd. I., M. Pd. selaku founding father dari Pondok Pesantren Ar-Rahmah Hidayatullah Malang. 

Dalam pengantarnya, Ustadz Marzan menegaskan bahwa orientasi kualitas output para siswa dari lembaga pendidikan sangat dipengaruhi oleh kapabilitas: kualitas, mutu dan kompetensi yang dimiliki oleh sumber daya manusia lembaga. Dalam konteks ini dewan asatidz SDIT Baitul Qur'an. Atas dasar itu pula, maka sudah selaiknya dewan asatidz SDIT Baitul Qur'an memiliki standarisasi yang jelas dalam menggunakan metode selama proses mengaji, menghafal dan murroja'ah Al-Qur'an.

Yang demikian relevansi dengan ghirah mahfudhat: At-Thoriiqotu ahammu mina Al-Maddati, Al-Mudarrisu ahammu mina At-Thoriiqoti, Wa ruuhu Al-Mudarrisu ahammu mina Al-Mudarrisi" (Metode itu lebih penting daripada materi, guru lebih penting daripada metod, dan jiwa (semangat, dedikasi, keikhlasan) guru lebih penting daripada guru itu sendiri).

(Keterangan foto: Ustadz Gatot Manisya Aban, M. Pd. I. sedang menyampaikan materi)

Disambung dengan pemaparan materi dari Ustadz Gatot Manisya Aban, M. Pd. I. Ustadz Aban (sapaan akrab) menjelaskan empat konsep dasar metode Ummi: Mudah, menyenangkan, menyentuh hati dan teliti, waspada, hati-hati serta sabar. Titik tekan dalam hal ini seharusnya kita belajar Al-Qur'an dengan nuansa yang nyaman, penuh kasih dan cinta sehingga menciptakan suasana yang menarik antusias para siswa untuk belajar. 

Adapun tahapan pembelajaran Ummi terdiri dari: Pembukaan (salam, tanya kabar dan membaca do'a), apersepsi (murroja'ah surat pendek), penanaman konsep (pengenalan bentuk, cara baca, makhorijul huruf dan tajwid), pemahaman konsep (memastikan terserap dan diterimanya konsep dengan baik dan benar), keterampilan (menguji dan mempraktekkan materi baik secara saksama atau pun individual), evaluasi (mengulang kembali dan menilai efektivitas materi yang telah disampaikan) setelah itu dipungkas dengan penutupan yang berisi do'a dan salam.

Selain menyampaikan konsep dasar metode Ummi, Ustadz Aban juga mencontohkan langsung bagaimana cara pelaksanaan mengaji dengan metode Ummi dari jilid ke jilid yang bercirikan langgam Rosh. Tak berselang lama, proses simulasi dan praktek mengajar dengan metode Ummi itu lantas dilanjutkan oleh Ustadz Muzayyin Abdullah, M. Pd. Ustadz Muzayyin dengan gaya santai dan humorisnya menyampaikan materi jilid 2-4. Selebihnya, materi jilid 5-ghorib diselesaikan Ustadz Aban kembali.  Di sesi akhir, sempat tiga orang perwakilan tiga elemen yang ada--wali kelas, guru mapel dan guru Tahfidzul Qur'an--melakukan micro teaching dengan durasi waktu 5 menit.

(Keterangan foto: Ustadz Imam sedang micro teaching dengan metode Ummi)

Sebagai penutup, Ustadz Marzan menegaskan kembali bahwa kesuksesan dan kualitas output para siswa umumnya tergantung pada sumber daya manusia lembaga yang bermutu. Jika dipresentasikan, peran asatidz memiliki pengaruh sebesar 60%, sedangkan 40% sisanya bergantung pada metode yang digunakan dan manajemen pengelolaan-sistem kerja yang diimplementasikan lembaga. (Roni Ramlan)


Jangan lupa untuk follow juga kaun media sosisal Baitul Qur'an yang lain:

FB: https: Lpit BaitulQur'an

Ig: https: lpitbaitulquran