Selasa, 23 Juli 2024

Keutamaan Bulan Suci Ramadan

 

Gambar: Dokpri Pembinaan Pentingnya Menymbut Ramadan

"Telah datang Bulan Ramadhan, bulan penuh berkah, maka Allah mewajibkan kalian untuk berpuasa pada bulan itu, saat itu pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, para setan diikat dan pada bulan itu pula terdapat satu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan," (HR. Ahmad).


Minggu kedua di bulan Maret (9/3/2024) SDIT Baitul Qur'an mengadakan pembinaan pentingnya menyambut Ramadan 1445 H untuk siswa-siswa. Ustadz Mardi, S. Pd. I. yang didampingin oleh ketua yayasan, Ustadz M. Ali Siad, S. Pd. tampil sebagai pembicara dalam acara pembinaan ini. 

Mula-mula acara dibuka dengan sambutan yang disampaikan oleh Ustadz Ali. Beliau menegaskan bahwa salah satu kebahagiaan yang harus dimiliki dalam diri seorang muslim adalah tatkala bulan suci Ramadan datang. Mengapa demikian? Sebab bulan suci Ramadan hanya terjadi satu kali setahun dalam tahun hijriyah. Salah satu bulan suci yang dianjurkan untuk melakukan berbgai macam kebaikan. Seluruh amal kebaikan diganjar dengan pahala yang dilipatgandakan. Bulan penuh berkah dan pengampunan.

Oleh sebab itu, seluruh  siswa-siswi dihimbau untuk senantiasa bersemangat dan bahagia tatkala diberi kesempatan mencicipi bulan Ramadan. Utamanya dapat melaksanakan rukun Islam yang keempat: puasa dengan keadaan sehat wal 'afiat baik rohani atau pun fisik.

Ustadz Mardi merujuk kepada kitab hadits meyebutkan terdapat 7 keutamaan bulan suci Ramadan. Keutamaan tersebut ialah akan dijabarkan sebagai berikut:

1. Merujuk pada hadits riwayat Ahmad disebutkan bahwa bulan suci Ramadan adalah bulan yang penuh berkah, waktu di mana pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup rapat dan para setan dibelenggu. Selain itu juga terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan (lailatul qadar).

 قَدْ جَاءَكُمْ رَمَضَانُ شَهْرٌمُبَارَكٌ افْتَرَضَ اللهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ تُفْتَحُ فَيْهِ أبْوَابُ الْجَنَّةِ وَيُغْلَقُ فَيْهِ أبْوَابُ الْجَحِيْمِ وَتُغَلًّ فَيْهَ الشَّيَاطَيْنُ فَيْهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ ألْفِ شَهْرٍ 

Artinya: "Telah datang Bulan Ramadhan, bulan penuh berkah, maka Allah mewajibkan kalian untuk berpuasa pada bulan itu, saat itu pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, para setan diikat dan pada bulan itu pula terdapat satu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan," (HR. Ahmad).

2. Para penghuni neraka dibebaskan selama malam bulan suci Ramadan. Hal ini sebagaimana hadits yang diriwayatkan At-Tirmidzi sebagai berikut:

إذَا كَانَ أوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِرَمَضَانَ صُفِّدَتْ الشَّيَاطِيْنُ وَمَرَدَةُ الْجِنِّ وَغُلِّقَتْ أبْوَابُ النَّارِ فَلَمْ يُفْتَحْ مِنْهَا بَابٌ وَفُتِّحَتْ أبْوَابُ الجَنَّةِ فَلَمْ يُغْلَقْ مِنْهَا بَابٌ وَيُنَادِيْ مُنَادٍ يَا بَاغِيَ الْخَيْرِ وَيَا بَاغِيَ الشَّرِّ أقْصِرْ وَلِلَّهِ عُتَقَاءُ مِنَ النَّارِ وَذَلِكَ كُلُّ لَيْلَةٍ     


Artinya: Jika awal Ramadhan tiba, maka setan-­setan dan jin dibelenggu, pintu-pintu neraka ditutup, tidak ada satu pintu pun yang dibuka. Sedangkan pintu-pintu surga dibuka, dan tidak satu pintu pun yang ditutup. Lalu ada seruan (pada bulan Ramadhan): Wahai orang yang menginginkan kebaikan, datanglah. Wahai orang yang ingin kejahatan, tahanlah dirimu. Pada setiap malam Allah swt memiliki orang-orang yang dibebaskan dari neraka (HR Tirmidzi).

3. Sebagai penebus dosa hingga datangnya bulan Ramadan selanjutnya. Yang demikian sebagaimana hadits yang diriwayatkan imam Muslim:

اَلصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ وَالْجُمْعَةُ إلَى الْجُمْعَةِ وَرَمَضَاُن إلَى رَمَضَانَ مُكَفِّرَاةٌ مَا بَيْنَهُنَّ إذَاجْتَنَبَ اْلكَبَائِرَ 

Artinya: Jarak antara shalat lima waktu, shalat Jumat dengan Jumat berikutnya dan puasa Ramadhan dengan Ramadhan berikutnya merupakan penebus dosa-dosa yang ada diantaranya, apabila tidak melakukan dosa besar (HR Muslim).

4. Barag siapa yang berpuasa Ramadan dengan semata-mata mengharap pahala dari Allah SWT maka dosanya yang lalu akan diampuni. Hal ini sebagaimana disabdakan oleh nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim sebagai berikut:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إيْمَا نًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ 

Artinya: Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan karena Iman dan mengharap pahala dari Allah maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu (HR Bukhari dan Muslim).

5. Setiap orang yang memberi sesuatu (makanan atau minuman) untuk berbuka kepada orang yang puasa maka orang tersebut mendapatkan pahala yang sama besar seperti yang berpuasa. Hal itu selaras dengan sabda nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan imam Ahmad.

مَنْ فَطَرَ صَائِمًا كُتِبَ لَهُ مِثْلُ أجْرِ الصَّا ئِمِ لَا يَنْقُصَ مِنْ أجْرِ الصَّائِمِ شَيْئٌ

Artinya:  Barangsiapa memberi perbukaan (makanan atau minuman) kepada orang yang berpuasa, maka dia akan mendapat pahala seperti pahala orang yang berpuasa itu, tanpa mengurangi sedikitpun pahala orang yang berpuasa tersebut (HR Ahmad).

6. Selama bulan suci Ramadan umat islam dianjurkan banyak amal baik terutama bersedekah. Bahkan dalam hadits ditegaskan bahwa sedekah di bulan Ramadan adalah amalan sedekah yang paling baik daripada hari-hari biasa. Dalam hadits riwayat imam At-Tirmidzi disebutkan:

أيُّ الصَّدَقَةِ أفْضَلُ؟ قَالَ صَدَقَةٌ فَيْ رَمَضَانَ

Artinya: Rasulullah saw pernah ditanya, “Sedekah apakah yang paling mulia?” Beliau menjawab: “Yaitu sedekah dibulan Ramadhan” (HR Tirmidzi).

7. Barangsiapa yang menghidupkan bulan Ramadan dengan ibadah maka dosa-dosanya akan diampuni Allah SWT. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan imam Bukhari dan Muslim berikut:

مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إيْمَا نًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ 

Artinya: Barangsiapa beribadah (menghidupkan) bulan Ramadhan dengan iman dan mengharap pahala, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu (HR Bukhari dan Muslim).

Penjelasan isi kandungan 7 hadits di atas setidaknya mampu menjadi dasar untuk memaksimalkan ibadah kita selama menjalani bulan suci Ramadan. Terlebih lagi menjadi dalil naqli bagi umat islam dalam menghayati bulan Ramadan sebagai laku penghambaan yang total seorang hamba terhadap sang pencipta, Allah SWT.





Dokpri kajian menyambut bulan suci Ramadan tampak dari belakang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar