Kamis, 30 Januari 2025

Memupuk Geliat Literasi Sejak Dini

 

Dokpri: Siswa-siswi sedang mendengarkan pengantar dari Ketua Perpusatkan Daerah Kab. Tulungagung

Perpustakaan bukanlah sesuatu hal yang asing bagi siswa-siswi, pasalnya mereka kerap bergelut dengan tugas di perpustakaan sekolah. Ya, di sekolah yang kami cintai--SDIT Baitul Qur'an--memang memiliki perpustakaan mandiri. Meski masih memiliki koleksi buku yang terbatas namun mereka gemar berkunjung ke perpustakaan guna mencukupi dahaga pengetahuan. 

Pengetahuan yang diperoleh dari memeras lembar demi lembar kertas dari buku yang memantik rasa penasaran. Di pojok perpustakaan itulah dahaga mereka ditumpahkan. Rasa penasaran yang begitu membuncah utuh terpuaskan manakala buku yang diincarnya dapat dikhatamkan. 

Ada prestise dan kenikmatan tersendiri bagi mereka yang berhasil berteman akrab dengan buku. Mungkin benar, deret buku itu hanyalah benda mati, namun sesungguhnya mereka sang penyuara ulung. Penyuara ulung? Bukankah mereka tidak memiliki mulut, lantas bagaimana mungkin dapat berbicara dengan lantang?

Ya, memang secara fisik tidak ada buku yang memiliki mulut namun setiap buku hakikatnya menyampaikan informasi, pengetahuan dan gagasan yang disusun oleh seorang penulis. Semangat menyuarakan-membumikan informasi, pengetahuan dan gagasan melalui rangkaian kata ini bersifat transformatif. Transformatif karena berusaha keluar dari zona nyaman tradisi oral. 

Coba saja anda bayangkan, di saat masyarakat kita lebih doyan melanggengkan tradisi nge-dabrus berjam-jam tentang drakor atau mungkin (maaf) ghibah, sekolah dengan percaya diri mengemban tugas mendisiplinkan tradisi literasi. Literasi sendiri tentu memiliki lanskap yang bersifat luas. Tidak sekadar membaca dan menulis melainkan menangkap pengetahuan, memahami, mengolah pengetahuan, menyampaikan pengetahuan hingga menerapkannya sebagai tata cara bertingkah laku. 

Yang demikian belum ditambah dengan jenis literasi yang kian merambah dalam berbagai lini. Dimulai dengan literasi numerasi, literasi digital, literasi teknologi, literasi finansial, literasi sains, literasi perpustakaan, literasi budaya dan kewargaan, literasi visual, hingga literasi media. Literasi ini tentu akan kian berkembang seiring peradaban zaman.

Dalam rangka memupuk geliat literasi, menambah pengalaman dan wawasan literasi yang lebih kompleks maka siswa-siswi SDIT Baitul Qur'an diajak berkunjung ke perpustakaan daerah kabupaten Tulungagung (Perpusda). Perpusda terletak di bagian timur alun-alun Tulungagung. 

Kunjungan studi kali ini dimulai dari titik kumpul di parkiran barat alun-alun (seberang masjid Al Munawar), salat dhuha berjamaah di masjid Al Munawar, berkumul tepat di seberang Perpusda untuk mendapatkan arahan teknis kunjungan, kunjungan ke Perpusda, hingga dijemput oleh orang tua masing-masing. 

Dalam praktek kunjungan, para siswa dibagi menjadi dua kelompok besar. Pembagian kelompok ini merujuk pada kuantitas siswa dan efektivitas kodisional kunjungan. Lantas, siswa kelas 1, 2 dan 4 adalah kelompok pertama yang melakukan kunjungan. Sedangkan kelas 3, 5 dan 6 mendapatkan bagian selanjutnya. 

Ohya, sebelum para siswa memasuki gedung Perpusda, sempat ada himbauan dari petugas untuk melepas sepatu dan tas yang kemudian ditata di depan serambi. Kemudian para siswa diajak berfoto bersama tepat di halaman gedung dengan beberapa staf Perpusda. 

Dokpri: Foto bersama di halaman depan Perpusda

Tatkala berada di dalam perpusda, tak lupa, para siswa diinstruksikan untuk memilih satu buku sesuai selera. Setelah berhasil membaca satu buku lantas mereka disuruh untuk merefleksikan kembali tentang apa yang telah mereka baca. Dalam penuangannya tentu bersifat subjektif. Karena tidak menutuo kemungkinan masing-masing siswa membaca buku yang berbeda sehingga harus membuat refleksi mandiri.

Dokpri: Para siswa mulai mengambil buku dan membaca 

Sela waktu di antara kunjungan, para siswa diberi tugas untuk mewarnai tas jinjing yang berbahan dasar kain. Setidaknya ada tiga jenis motif tas jinjing yang tersdia: motif batik, rumah dan pemandangan. Masing-masing siswa diberi bagian sedemikian rupa sesuai porsi. 

Supaya tidak penasaran, berikut kami lampirkan dokumentasi ketika para siswa mewarni tas jinjing di alun-alun.




Selepas semua kelompok berkunjung, para siswa melipat tikar kelas dan mengantre konsumsi jajan. Jajan tersebut diinstruksikan dimuat di tas yang telah mereka warnai masing-masing. Disusul berdoa bersama dan diarahkan pulang jika telah dijemput orang tua. 

Kami menaruh harapan besar, melalui kegiatan kunjungan studi ini dapat memantik geliat literasi dan kreativitas para siswa. Upaya mengekeplorasi koleksi buku yang tersedia di Perpusda setidaknya dapat memberikan motivasi sekaligus inspirasi bagi mereka bahwa jendela dunia itu selalu ada di mana-mana. Bahkan tatkala mereka jalan-jalan pun sempatkanlah untuk mampir menengguk ilmu semampunya.

==============================================================
Informasi penting!

TKIT Baitul Qur'an dan SDIT Baitul Qur'an telah membuka program penerimaan peserta didik baru (PPDB) tahun ajaran 2025/2026. Bagi anda yang mencari sekolah bermutu, mencetak generasi Qur'ani/ hufadz dan berprestasi mari bergabung menjadi keluarga besar Yayasan Rumah Tahfidz Baitul Qur'an. Informasi lebih lanjut silakan hubungi kontak di bawah ini:


TKIT Baitul Qur'an: 085 649 333 825 (WA Ustazah Widya)
SDIT Baitul Qur'an: 085 646 674 732 (WA Ustazah Yuli)
Buruan hubungi kontak sebelum kehabisan kuota!



Tidak ada komentar:

Posting Komentar